Jakarta (ANTARA) - Tunggal putri Indonesia Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi mengatakan masih perlu menambah kekuatan dan stamina untuk bisa bersaing di level atas setelah terhenti di babak 16 besar BWF World Tour Super 500 Kumamoto Masters Japan 2025.
Dhinda harus mengakui keunggulan wakil tuan rumah, Asuka Takahashi, melalui laga tiga gim 21-10, 16-21, 12-21 di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Jepang, Kamis.
“Setelah dari sini, saya harus menguatkan power karena di level atas tidak cukup dengan keuletan. Saya juga harus memperbaiki stamina dengan gaya permainan reli yang saya punya ini,” ujar Dhinda dalam keterangan resmi PP PBSI.
Pada gim pertama, Dhinda sempat tampil meyakinkan dengan bermain aman hingga lawan banyak melakukan kesalahan sendiri. Namun, pada dua gim berikutnya, Takahashi mampu mengubah pola dan mendominasi permainan.
Baca juga: Apri/Fadia ambil pelajaran berharga dari kekalahan di Kumamoto Masters
“Dengan power lawan yang lumayan besar, di gim pertama saya coba safe dulu mainnya. Tapi di gim kedua dia mulai hidup dan memaksa saya untuk selalu ke belakang,” ujar Dhinda.
Pada gim ketiga, Dhinda mengaku kesulitan mengembangkan permainan karena pola serangannya mulai terbaca lawan. Ia juga sempat mengalami luka robek di telapak kaki kanan yang membuatnya kurang nyaman di lapangan.
“Sudah ditahan tapi tetap terasa tidak nyaman,” kata Dhinda menambahkan.
Dengan hasil tersebut, Indonesia kini hanya mengandalkan Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri. Dia akan melawan Takahashi di perempat final.
Baca juga: Gregoria anggap perempat final Kumamoto Masters 2025 fase kebangkitan
Baca juga: Alwi Farhan jadikan kemenangan perdana modal di Kumamoto Masters 2025
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































