Jakarta (ANTARA) - Kapten Dewa United Banten Kaleb Ramot Gemilang mengatakan pengalaman yang sangat berbeda dirasakannya saat menjadi juara Indonesian Basketball League (IBL) bersama Dewa United Banten, dibandingkan dengan pada waktu membela Aspac (Stapac Jakarta).
Menurut dia, keberhasilan merebut juara bersama Anak Dewa merupakan sebuah sejarah baru, karena menjadi momentum untuk mengukir tren juara di klub tersebut.
"Sementara saat di Stapac, tradisi juara sudah terbentuk lama dan saya hanya bagian dari tim untuk mempertahankan tren itu," kata Kaleb di Jakarta, Senin.
Baca juga: Dewa United juara hasil dari kerja keras dan manajerial apik
Ia menjelaskan, timnya kini baru ikut berkompetisi di IBL pada 2021, sehingga relatif masih minim pengalaman meski diisi oleh sejumlah pemain senior.
Sedangkan saat di Stapac, mulai dari sistem, regenerasi, hingga pengalaman sudah terbentuk dengan mapan dan lebih terukur, yang membuat kerja pemain sedikit lebih mudah.
Selain itu, lanjut dia, banyak pihak yang meragukan klub asuhan Pablo Favarel tersebut untuk menjuarai IBL, sehingga semakin memotivasi pemain untuk meraihnya.
"Jadi sebagai bagian dari tim baru yang meraih juara, saya senang sekali bisa memulai tradisi juara di Dewa United," kata pemain bernomor punggung 13 itu.
Baca juga: Rio Disi sebut IBL 2025 adalah musim yang luar biasa
Saat di Stapac, Kaleb Ramot Gemilang, merupakan pemain yang sangat berkontribusi dalam membantu tim itu meraih gelar juara IBL 2018-2019.
Bahkan, dia dinobatkan sebagai pemain terbaik atau most valuable player (MVP) pada musim itu karena dominasinya dalam setiap laga.
Namun, setelah musim tersebut, Kaleb mengalami cedera lutut yang serius dan harus menjalani operasi, sehingga membuatnya absen pada musim berikutnya.
Dia berhasil bangkit dan kembali bermain, dengan membela Dewa United Banten sampai meraih juara.
Baca juga: Kaleb Ramot Gemilang bungkam keraguan Dewa United juara IBL 2025
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
