Banda Aceh (ANTARA) - Japan International Cooperation Agency (JICA) menyatakan kesiapan untuk memberikan dukungan penuh dalam penanganan dan pemulihan pascabencana hidrometeorologi yang melanda Aceh beberapa hari terakhir ini.
“Mengingat kerja sama Jepang dan Aceh telah berlangsung lama, JICA tergugah untuk datang ke sini, memantau kondisi, dan bila diperlukan siap memberikan bantuan,” kata Majelis Perwakilan JICA Indonesia, Soichiro Machida, di Banda Aceh, Selasa.
Dirinya mengaku prihatin dan turut berduka cita atas bencana yang telah berdampak luas di Aceh. Kejadian ini dinilai cukup besar dan telah menyita perhatian publik di Jepang.
Machida mengatakan, JICA dapat memberikan dukungan dalam berbagai bentuk, mulai dari pendampingan teknis, bantuan mobilisasi logistik, hingga bentuk dukungan lainnya.
“Jika diperkenankan, kami juga ingin bergabung dalam survei lapangan besok dan ikut dalam diskusi berikutnya,” ujarnya.
Baca juga: TNI AL pastikan bantuan dari presiden untuk korban banjir tiba di Aceh
Kerja sama antara JICA dan Aceh sendiri telah berlangsung pasca tsunami 2004, ketika JICA memberikan dukungan darurat serta menangani pembangunan infrastruktur. Hubungan kerjasama ini kembali diperkuat tahun lalu saat peringatan 20 tahun Tsunami Aceh.
Menanggapi pernyataan dukungan JICA, Sekretaris Daerah Aceh sekaligus Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, M Nasir, mengatakan bahwa pemerintah Aceh membuka peluang bagi JICA untuk terlibat dalam pembangunan kembali infrastruktur yang rusak.
Ia menekankan, JICA dapat mengamati titik-titik yang memungkinkan untuk dibangun kembali, sebagaimana kerjasama sebelumnya pasca tsunami.
“Saran kami, JICA bisa mengamati infrastruktur rusak yang memungkinkan dibangun kembali. Kita telah bekerja sama dalam pembangunan infrastruktur pasca tsunami sebelumnya, dan kondisi saat ini mirip dengan tsunami dulu," katanya.
Berdasarkan data sementara Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, bencana banjir Aceh telah berdampak pada 18 kabupaten/kota, 226 kecamatan, dan 3.310 gampong, dengan total warga terdampak mencapai 214.382 kepala keluarga atau 1.418.872 jiwa.
Disisi lain, kerusakan fasilitas umum juga cukup banyak, yakni 138 kantor, 51 tempat ibadah, 201 sekolah, 4 pondok pesantren, 302 titik jalan, dan 152 jembatan, serta kerugian harta benda lainnya seperti rumah mencapai
77.049 unit.
"Kalau mungkin JICA nanti bisa membantu, kita membuka diri untuk bisa dibantu," demikian M Nasir.
Baca juga: BNPB: Upaya pentahelix buka jalur putus di Bener Meriah, Aceh
Baca juga: BPBD Nagan Raya: 4 warga hilang diduga terbawa arus sungai saat banjir
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































