Jakarta (ANTARA) - Tim angkat besi Jawa Timur menegaskan dominasinya dengan meraih gelar juara umum pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Angkat Besi Remaja dan Junior Pupuk Indonesia 2025 yang berlangsung di GOR Saparua, Bandung, 29 Juli–5 Agustus.
Berdasarkan keterangan resmi dari PB PABSI di Jakarta, Senin, Jawa Timur tampil sebagai juara umum di kategori remaja dengan koleksi enam medali emas. Sementara Sumatera Utara berada di posisi kedua dengan lima emas, tiga perak, dan satu perunggu, disusul Jawa Barat di peringkat ketiga dengan tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu.
Di kategori junior, Jawa Timur kembali meraih posisi puncak lewat sembilan emas, dua perak, dan satu perunggu. Jambi membuntuti dengan enam emas, dua perak, dan satu perunggu, sementara Jawa Barat kembali menempati posisi ketiga dengan lima emas, tiga perak, dan satu perunggu.
Pencapaian tim Jawa Timur turut dipertegas dengan gelar lifter terbaik remaja putra (The Best Lifter) yang diraih atlet mereka, Samuel, yang tampil di kelas 71kg.
Sementara untuk kategori remaja putri, ada Lintang asal Jawa Tengah yang tampil di kelas +63kg. Lalu untuk kategori junior putra M. Husni asal Lampung menjadi lifter terbaik, sementara Dewani Ramadhan menjadi yang terbaik di sektor putri setelah tampil di kelas +63kg.
Sekretaris Jenderal PB PABSI Djoko Pramono mengatakan kejuaraan ini merupakan bagian dari proses pembinaan berjenjang di kelompok usia remaja dan junior.
Baca juga: PB PABSI gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2025 di Bandung
"Pertandingan ini bukan hanya mengejar medali, tapi bagaimana pembinaan dilakukan secara berjenjang dari remaja ke junior dan ke senior. Kami juga membawa atlet pelatnas untuk jadi tolok ukur karena mereka akan ke Asian Youth Games di Bahrain," ujar Djoko dalam keterangan resminya, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Djoko juga mencatat para lifter pelatnas belum menunjukkan performa terbaiknya selama tampil sebagai bintang tamu di kejurnas.
"Belum maksimal. Tapi kami tetap beri kesempatan bertanding untuk jadi bahan evaluasi mereka ke depan," katanya.
Kejurnas tahun ini diikuti sekitar 150 lifter dari 25 provinsi. Selain pengumpulan medali, sebanyak 74 rekor nasional berhasil dipecahkan dalam kejuaraan ini, terdiri atas 44 rekor kategori remaja dan 30 rekor junior.
“Banyaknya pemecahan Rekornas membuktikan daerah betul-betul mempersiapkan atlet remaja dan junior,” kata Djoko.
Namun ia juga menyayangkan sejumlah daerah yang memiliki lifter andalan tidak diturunkan dalam Kejurnas kali ini.
“Seharusnya pada Kejurnas setiap Pengprov menerjunkan atlet terbaik. Untuk apa mereka dibina tapi seolah disembunyikan. Ini level Kejurnas, kenapa ada daerah yang hanya menunjuk perwakilan dari Pengcab untuk mengikuti Kejurnas. Saya sangat menyayangkan,” ujar Djoko menambahkan.
Baca juga: KONI Pusat apresiasi Rosan Roeslani atas prestasinya di angkat besi
Baca juga: Indonesia raih tiga emas kejuaraan angkat besi di Kazakhstan
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.