Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto Letkol CKM dr. Andrie Gunawan Sp.N F-NR mengatakan menerapkan perubahan lima pola hidup sehat di usia muda dapat mencegah gangguan saraf pada saat usia lanjut.
“Kalau kita mau hidup sehat, ya berpola hidup sehat. Pola hidup sehat apa saja? Mulai dari pola makan, pola minum, pola tidur, pola pikir, pola gerak meliputi termasuk olah raga. Ini lima pola hidup sehat yang seimbang," kata Andrie saat ditemui media pada acara peresmian alat terapi demensia Transcranial Pulse Stimulation (TPS) di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Senin.
Lebih lanjut dikatakannya jangan hanya keinginan mau sehat tapi pola hidup dari lima pola, makan, minum, tidur, pikir, gerak saja belum bisa dikontrol.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada pergeseran pola penyakit dari yang hanya ada pada usia tua kini sudah banyak ditemukan di usia muda termasuk stroke dan demensia yang merupakan penyakit degeneratif.
Baca juga: RSPAD Gatot Subroto miliki alat terapi demensiapertama di Indonesia
Baca juga: Waspadai jenis minuman yang berpeluang tingkatkan risiko demensia
Andrie menyebut pada usia muda di dekade ketiga atau usia 30-an sudah ditemukan gangguan-gangguan dari memori yang menjadi cikal bakal penyakit demensia dan alzheimer, sehingga faktor usia sudah bukan lagi acuan suatu penyakit.
Jika sel dalam otak banyak mengalami kerusakan akibat pola hidup yang tidak sehat maka risiko terjadinya gangguan saraf akan lebih cepat di usia muda, yang paling sederhana yang bisa diketahui adalah sering lupa ketika hendak melakukan suatu kegiatan atau tidak bisa mengingat kejadian baru atau lama.
“Endingnya kalau degeneratif ini banyak yang mengalami kerusakan mulai lah menimbulkan suatu gejala, kumpulan gejala itulah yang akhirnya menjadi suatu demensia, artinya dalam quality of life dia sudah membutuhkan caregiver," katanya.
"Sementara ada hal yang sebelum demensia vaskuler, dia baru berupa gangguan-gangguan ingatan ringan yang paling banyak kita temui melakukan suatu kegiatan 'Kok saya, apa yang tadi saya mau kerjakan?' Hal simple, usia muda itu sudah banyak seperti itu,” tambah Andrie.
Ia mengajak untuk mawas diri dan memperbaiki pola hidup sejak muda agar saat memasuki usia lanjut tidak mengalami demensia yang parah dan memengaruhi kualitas hidup di masa produktif.
Ia juga menyarankan jika mengalami tanda-tanda sulit mengingat, gangguan perilaku dan kognitif sebaiknya segera melakukan terapi untuk memperbaiki sel pada otak.
Baca juga: Cara mencegah demensia berdasarkan studi
Baca juga: Studi ungkap harapan hidup seseorang dengan demensia
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025