Jakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta mengemukakan pengembangan Jakarta menjadi kota pusat Meetings, Incentives, Conventions" dan "Exhibitions" (MICE) didukung oleh berbagai aspek, yakni 500 hotel berbintang, 85 pusat perbelanjaan, ruang konvensi seluas 5.000 meter persegi (
m²) serta 6.493 restoran.
"Transportasi yang sudah terkoneksi ke lokasi MICE, 100 lebih pusat perbelanjaan, ruang konvensi lebih dari 5 ribu meter persegi, lebih dari 7 ribu restoran, lebih dari 500 hotel berbintang, dengan 50 ribu kamar," ujar Kepala Disparekraf DKI Jakarta Andhika Permata dalam "JEF Dialogue: Unlocking Jakarta’s Potential Through Tourism and Creative Economy" di Jakarta, Selasa.
Selain itu, terdapat potensi 32 jadwal penerbangan internasional di Bandar Udara Soekarno-Hatta serta Halim Perdana Kusuma, yang juga diperkirakan terus bertambah.
Berkaca dari potensi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun kian optimsitis industri MICE mampu berkembang, bahkan meningkatkan perekonomian, terutama dari sektor pariwisata.
"Sehingga kami terus meningkatkan dan memberikan dukungan kepada siapapun yang ingin agar Jakarta menjadi tuan rumah setiap perhelatan," kata Andhika.
Baca juga: Lokasi atraksi budaya diminta jadi perhatian Jakarta sebagai kota MICE
Merujuk data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), kata dia, sebanyak 134 pameran diadakan sepanjang 2024, dan per September 2025, tercatat sebanyak 139 pameran telah digelar dengan potensi transaksi mencapai sekitar Rp100 triliun.
"Selain event MICE, Jakarta juga memiliki potensi special event, seperti musik, olahraga," tutur Andhika.
Sementara itu, berdasarkan data yang diolah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), sektor ekonomi kreatif berkontrbibusi sebesar 10,51 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta, atau sebesar Rp361,7 triliun pada 2023.
"Dengan peringkat subsektor kuliner 34,94 persen paling tinggi, lalu televisi dan radio 24,30 persen dan penerbitan sebesar 14,53 persen," papar Andhika.
Dari data-data tersebut, dia menekankan ketersediaan wadah atau pusat kegiatan (creative hub) menjadi strategi untuk meningkatkan nilai tambah sektor ekonomi kreatif Kota Jakarta.
Creative hub itu, sambung dia, juga didukung dengan berbagai kegiatan, seperti pengembangan ruang publik, peningkatan produk jenama dan pemasaran, skema pembiayaan alternatif, serta pembentukan klaster subsektor ekonomi kreatif untuk meningkatkan kolaborasi, inovasi, dan daya saing.
Baca juga: Menjadikan MICE sebagai motor bagi Jakarta menuju kota global
Baca juga: Kemenparekraf ingatkan pentingnya Jakarta menjadi kota MICE
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.