Intisari: PBB sebut serangan Israel di Gaza "hancurkan" warga sipil

2 hours ago 2

PBB (ANTARA) - Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Jumat (26/9) menyebutkan bahwa militer Israel mengintensifkan serangan udara di Jalur Gaza setiap delapan atau sembilan menit, yang "menghancurkan" warga sipil, termasuk ribuan orang yang mengungsi dari Gaza City yang terkepung.

OCHA mengungkapkan bahwa otoritas kesehatan Gaza melaporkan peningkatan serangan Israel dalam 24 jam sebelumnya.

"Sejumlah tim di lapangan juga melaporkan bombardir, tembakan yang diluncurkan dari helikopter dan quadcopter, serta tembakan ke arah para warga yang menunggu bantuan. Puluhan orang dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka," lapor OCHA.

OCHA mengatakan bahwa orang-orang yang mengungsi dari Gaza City sebagian besar menuju ke Gaza selatan, yang di sana kondisinya digambarkan sangat buruk.

"Sejumlah tim yang memantau pergerakan orang-orang di dalam Jalur Gaza mencatat sekitar 16.500 warga yang mengungsi dari Gaza utara ke selatan," kata OCHA.

OCHA menyebutkan bahwa ratusan ribu orang yang masih berada di Gaza City sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan karena layanan yang lebih penting di sana terpaksa ditutup atau dipindahkan.

"Namun, tim-tim kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza terus dihadapkan oleh penolakan akses dan tantangan signifikan yang mencegah mereka memberikan dukungan pada skala yang dibutuhkan, kata OCHA.

Dari 15 operasi yang coba dikoordinasikan PBB dengan otoritas Israel untuk mendukung warga di berbagai wilayah Gaza pada Kamis (25/9), hanya tujuh yang difasilitasi sepenuhnya.

Pada saat yang sama, OCHA menyatakan bahwa dari banyaknya misi, tim-tim kemanusiaan berhasil mengumpulkan bahan bakar, perlengkapan medis, dan pasokan lainnya dari perlintasan perbatasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem.

Mereka dilarang mengangkut air di wilayah utara dan tidak diizinkan mengakses perlintasan lain, termasuk untuk mengambil makanan.

OCHA mengingatkan Israel, Hamas, dan kelompok bersenjata mana pun bahwa pekerja bantuan kemanusiaan dan kendaraan-kendaraan mereka tidak boleh diserang atau ditolak akses penting di darat.

Di Tepi Barat, OCHA mengatakan bahwa satu-satunya perlintasan perbatasan langsung antara Yordania dan wilayah Palestina yang diduduki Israel, yakni Jembatan Allenby, dibuka untuk perjalanan penumpang, tetapi tidak untuk kargo.

OCHA menyebutkan bahwa penutupan Jembatan Allenby yang berkelanjutan untuk impor dan ekspor, termasuk kargo bantuan kemanusiaan, merupakan kekhawatiran yang signifikan. Sekitar 35 persen pasokan yang dipantau oleh OCHA, yang telah disetujui dan siap dikirim ke Gaza, berada di Yordania.

Menurut OCHA, jumlah warga Palestina di Tepi Barat yang mengungsi sejak 7 Oktober 2023 akibat serangan pemukim Israel dan pembatasan akses telah melampaui 3.000 jiwa. Separuhnya adalah anak-anak, terutama dari komunitas Badui dan penggembala.

OCHA mengatakan sangat penting untuk mengakhiri kekerasan, sekaligus memastikan adanya perlindungan, akuntabilitas, dan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional di seluruh wilayah Tepi Barat.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |