Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Inovasi keperawatan dari lima negara yakni Australia, Taiwan, Malaysia, Thailand, dan Indonesia hadir dalam konferensi internasional yang digelar Fakultas Keperawatan Universitas Jember (Unej) bertema "Innovating Nursing in the Digital Age: Enhancing Education, Research and Practice".
"Konferensi itu bukan sekadar pertemuan ilmiah, melainkan panggung kolaborasi lintas negara. Tema besar yang diangkat mencerminkan kebutuhan mendesak akan inovasi di bidang keperawatan," kata Dekan Fakultas Keperawatan Unej Rondhianto saat membuka kegiatan tersebut di Jember, Rabu.
Konferensi internasional itu menggandeng International Post Graduate Nursing Student Conference (IPGNSC) sebagai mitra acara, sedangkan kegiatan itu berlangsung selama dua hari pada 30-31 Juli 2025.
"Di era digital yang berkembang pesat ini, integrasi teknologi ke dalam perawatan kesehatan dan komunikasi keperawatan tidak lagi bersifat opsional, itu adalah suatu keharusan," katanya.
Ketua panitia acara konferensi, Muhamad Zulfatul A’la, mengatakan forum tersebut tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga merancang masa depan pelayanan kesehatan yang lebih cerdas dan adaptif.
"Mari menggunakan momen itu untuk memperkuat koneksi global dan mendorong batas-batas profesi di era digital," katanya.
Baca juga: UI gelar simposium bahas isu ekonomi Asia-Afrika di 70 Tahun KAA
Acara tersebut menarik partisipasi sekitar 900 peserta, baik secara langsung (luring) maupun daring. Selain itu, 125 presenter oral juga akan berbagi karya inovatif, ide, dan temuan penelitian mereka di berbagai sesi paralel.
Konferensi itu juga mengundang pembicara terkemuka dari lima negara, yakni Prof. caleb Ferguson (Australia), Prof. Lin, Mei-Feng (Taiwan), Dr. Chew Han Shi, Jocelyn (Malaysia), Dr. Supavadee Thientgham (Thailand), Ahmad Rifai, Ph.D. (Indonesia) dan Assoc. Prof. Dr. Muhammad Kamil Bin Che Hasan (Malaysia).
Melalui konferensi itu, para pembicara memaparkan berbagai inovasi dan tantangan dalam keperawatan digital seperti yang disampaikan Prof. Caleb Ferguson, Senior Research Fellow at the Western Sydney Nursing & Midwifery Research Centre Australia yang mempresentasikan penelitannya tentang "Kefasibilitasan Asesmen Kerapuhan (frailty) Pada Lansia" di lingkungan rumah sakit dengan menyoroti tingkat mortalitas dan rehospitalisasi yang mengkhawatirkan.
Ia menekankan pentingnya identifikasi dini "frailty" untuk perencanaan perawatan yang lebih baik dan peningkatan kesehatan jangka panjang.
Diskusi dalam konferensi itu juga membahas tantangan nyata dalam implementasi digital health, seperti masalah konektivitas internet yang tidak stabil, literasi digital, kendala finansial, dan biaya teknologi yang tinggi.
Para ahli sepakat bahwa meskipun teknologi terus berkembang, sentuhan manusia dalam pelayanan keperawatan tetap esensial.
Bagi para mahasiswa keperawatan, khususnya peserta dari International Post Graduate Nursing Student Conference, ajang itu menjadi jembatan penting untuk menambah wawasan, memperluas jaringan, dan menyuarakan gagasan-gagasan mereka di forum global.
Konferensi itu juga merupakan bentuk nyata implementasi tri dharma perguruan tinggi yang dikembangkan Unej, yakni mendidik, meneliti dan mengabdi.
Melalui kegiatan itu, Unej mempertegas posisinya sebagai institusi pendidikan yang aktif berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat di level nasional maupun internasional.
Baca juga: Unnes undang pakar dari berbagai negara bahas reformasi hukum
Baca juga: Tim ULM raih prestasi di Konferensi Pemuda Internasional di Malaysia
Baca juga: Poltekesos Bandung hadirkan ahli dunia di konferensi kesehatan mental
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.