Indonesia siap jadi episentrum pengembangan AI

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia menyatakan siap menjadi episentrum pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) yang saat ini marak digunakan oleh masyarakat global tak terkecuali oleh masyarakat Indonesia.

"Kita punya target, kita tidak ingin hanya menjadi pasar, hanya menjadi user, tapi kita harus menjadi developer untuk soal AI ini dan kita harus menjadi episentrum dalam rantai pasok global untuk pengembangan AI ini,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu.

Nezar mengatakan sudah ada beberapa komponen yang telah disiapkan oleh pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi salah satu episentrum pengembangan AI di antaranya penyediaan infrastruktur digital, pembangunan talenta digital, dan regulasi.

Baca juga: Kemkomdigi gandeng Universitas Tokyo kembangkan kurikulum AI

Menurutnya Indonesia tidak memulai cita-cita menjadikan Indonesia episentrum AI dari nol, tapi telah menyediakan fondasinya termasuk dari seperangkat regulasi yang beragam termasuk pelindungan anak di ruang digital.

“Kita punya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi, dan Peraturan Pemerintah mengenai Pelindungan Anak dalam Ruang Digital dan Pelindungan Data. Komdigi juga sudah menyiapkan Surat Edaran Etika Pengembangan AI tahun lalu,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan Indonesia akan mempertajam regulasi agar dapat menjadi dasar yang tepat di tengah perkembangan AI secara global yang sangat dinamis. Salah satunya pengaturan setingkat Peraturan Presiden agar bisa mengatur lintas sektor pengembangan AI.

Baca juga: Indonesia dan India siapkan lompatan untuk konektivitas 5G dan AI

Menurut Nezar Patria, pengaturan yang lebih komprehensif dan lebih mengikat diperlukan agar dampak dan risiko penggunaan AI bisa dimitigasi dengan tepat.

“Intinya kita tidak ingin juga menciptakan satu regulasi yang sangat ketat sehingga membatasi inovasi, namun demikian kita coba melihat risiko yang mungkin muncul dalam pengembangan ataupun penerapan AI ini,” Nezar menutup pernyataannya.

Baca juga: Kemkomdigi dan UNICEF sepakat lindungi anak di ruang digital dan nyata

Baca juga: Wamenkomdigi ungkap dua aspek Indonesia tumbuhkan inovator AI

Baca juga: Indonesia tegaskan komitmen kuatkan ekosistem digital ASEAN

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |