Indonesia dorong penguatan perdagangan antarnegara pendapatan menengah

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mendorong penguatan solidaritas dan perdagangan di antara negara-negara berpendapatan menengah dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Berpendapatan Menengah di Manila, Filipina, pada Selasa (29/4).

"Di tengah situasi global yang penuh fragmentasi, negara-negara berpenghasilan menengah (Middle-Income Countries/MICs) tidak boleh terombang-ambing, melainkan harus menjadi pilot penentu arah masa depan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan," kata Arrmanatha dalam pertemuan tersebut, menurut keterangan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam pernyataannya, Wamenlu RI menyoroti situasi dunia yang tengah berubah, diwarnai persaingan kekuatan besar yang semakin intensif, meningkatnya proteksionisme dan perang dagang, serta pelemahan dan upaya beberapa pihak untuk membubarkan sistem multilateral.

"Jika kita gagal menghentikan kemerosotan ini, lebih dari 100 negara berpenghasilan menengah, yang mencakup 75 persen dari populasi global, akan terperangkap dalam middle-income trap," ujar dia.

Dia menyerukan tiga langkah strategis bagi MICs, yaitu pertama dengan membangun platform kolaborasi konkret melalui Kerja Sama Selatan-Selatan, penyelarasan kebijakan pembangunan, dan memperluas akses pembiayaan global.

Kedua adalah mendorong reformasi sistem multilateral untuk mencerminkan realitas dan aspirasi negara-negara berkembang masa kini.

Ketiga adalah meningkatkan perdagangan intra-negara berpendapatan menengah sebagai kekuatan kolektif, mengingat negara-negara tersebut kini menyumbang lebih dari 57 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) global.

Arrmanatha juga memaparkan capaian pembangunan Indonesia yang tetap mampu bertahan di tengah dinamika global.

Capaian tersebut dihasilkan melalui komitmen Indonesia untuk melakukan kebijakan reformasi struktural mendalam, pengelolaan fiskal, dan integrasi prinsip pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke dalam kebijakan nasional.

Di sela-sela pertemuan, Wamenlu RI juga melakukan pertemuan bilateral dan diskusi dengan sejumlah delegasi, antara lain dengan Filipina, Namibia, dan tim UN Development Coordination Office (DCO) Asia Pasifik.

Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama strategis bilateral dan perkembangan situasi geopolitik terkini.

Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Berpendapatan Menengah dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo dan dihadiri 16 negara serta sejumlah organisasi PBB, serta sejumlah pemangku kepentingan di bidang pembangunan global.

Dalam pertemuan tersebut dilakukan serah terima Keketuaan Like-Minded Group on Middle Income Countries dari Maroko kepada Filipina.

Konferensi tingkat tinggi tersebut menjadi bersejarah karena pertama kalinya diadakan di kawasan Asia Pasifik.

Keterlibatan aktif Indonesia di konferensi itu telah mempertegas peran strategis Indonesia sebagai pemimpin negara berkembang dan sebagai pendorong utama perubahan dalam sistem global.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |