Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bersama dengan Belarusia menargetkan dapat meningkatkan transaksi perdagangan hingga lima kali lipat dalam dua sampai tiga tahun ke depan.
Kementerian Perindustrian RI telah menyiapkan berbagai kerja sama ekonomi dengan Kementerian Perindustrian Belarusia, untuk merealisasikan target tersebut.
“Saya kira target trading antara Indonesia dengan Belarusia, kalau kita bisa tetapkan dalam dua sampai tiga tahun bisa naik lima kali lipat. Itu bukan hal yang berlebihan, karena kita masih sangat-sangat kecil,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantor Kementerian Perindustrian RI, Jakarta, Rabu
Ia mengungkapkan, kedua negara siap membentuk joint venture atau joint operation diberbagai sektor potensial, diantaranya sektor pupuk dan sektor otomotif, khususnya kendaraan heavy metal seperti truk, dumpster, dan lain sebagainya.
Baca juga: Indonesia jalin kerja sama militer dengan Belarusia
Ia mengatakan, joint venture atau joint operation akan berbasis Business to Business (B2B), yang mana pemerintah akan berperan memfasilitasi antara pelaku usaha di Indonesia dan pelaku usaha di Belarusia.
Selain itu, lanjutnya, kedua negara bersiap untuk menyepakati Joint Economic Committee Sub-Manufacturer atau Joint Committee on Industry, yaitu kerja sama antara Kementerian Perindustrian RI dan Kementerian Perindustrian Belarusia.
“Nanti Pak Dirjen akan segera berkunjung ke Minsk, Belarusia, untuk merumuskan dokumen perjanjian antara kedua kementerian, Kementerian Perindustrian di Indonesia dan Kementerian Perindustrian di Belarusia,” ujar Menteri Agus.
Pihaknya menargetkan penandatanganan Joint Economic Committee antara kedua kementerian dapat dilakukan sebelum akhir tahun 2025.
Baca juga: Presiden Prabowo percepat pembibitan cokelat untuk ekspor ke Belarusia
“Untuk Joint Economic Committee-nya, saya usulkan untuk segera ditandatangani sebelum tahun ini selesai. Dan mungkin Pak Dirjen dalam satu bulan ke depan akan segera ke sana (Belarusia) untuk memfinalisasi dokumennya,” ujar Menteri Agus.
Ia memastikan bahwa Indonesia secara intensif juga telah melakukan pembicaraan dengan negara-negara di kawasan Eurasia lainnya.
Seiring dengan itu, Indonesia akan segera menandatangani Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA) sebelum akhir tahun 2025.
“Kita memiliki kesempatan untuk membuka market acces yang lebih besar terhadap produk-produk Indonesia bisa masuk ke sana (Eurasia). Market dari negara-negara Eurasia menurut pandangan saya nggak terlalu jelek, cukup kuat. Banyak produk-produk kita yang juga bisa kita isi kepada negara-negara Eurasia,” ujar Menteri Agus.
Baca juga: Menlu RI pastikan perjanjian dagang I-EAEU FTA bisa diteken akhir 2025
Menurutnya, Belarusia sebagai salah satu negara yang penting di kawasan Eurasia, akan memainkan peran penting untuk membantu mempercepat kerja sama I-EAEU FTA, sehingga bisa memperkuat hubungan ekonomi termasuk hubungan dagang.
Ia mengungkapkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Belarusia saat ini nilainya cenderung masih kecil, namun ruang untuk pertumbuhannya masih sangat besar.
“Kita ingin sebagai bagian dari diversifikasi market, kita ingin juga menjadikan Eurasia country termasuk Belarusia untuk bisa memperkuat pasar kita, memperkuat barang-barang kita masuk ke sana,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Kementerian Perindustrian RI menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Belarusia Maxim Ryzhenkov yang didampingi oleh Wakil Menteri Perindustrian Belarusia Dzianis Bakei.
Baca juga: Bandara Urumqi berekspansi sebagai gerbang Kargo Utama Eurasia
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan ke Belarusia pada pertengahan Juli 2025, dan diterima oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.