Serang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Banten memprioritaskan perluasan dan pemerataan layanan kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah, termasuk daerah selatan Banten yang selama ini menghadapi keterbatasan akses fasilitas kesehatan dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61.
Gubernur Banten Andra Soni mengatakan pemerataan layanan kesehatan menjadi agenda strategis yang selaras dengan arah pembangunan kesehatan nasional.
“Pembangunan kesehatan bukan sekadar soal ketersediaan fasilitas, melainkan bagaimana mewujudkan keadilan akses dan keberlanjutan layanan. Kita ingin seluruh masyarakat Banten, baik di wilayah utara maupun selatan, mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan bermutu,” ujarnya dalam keterangannya di Kota Serang, Rabu.
Andra Soni menghadiri peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tingkat Provinsi Banten di Uptown Park, Summarecon Mall Serpong, Kabupaten Tangerang, hari ini.
Andra mengatakan pembangunan kesehatan di Banten berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Sejumlah indikator kesehatan menunjukkan tren positif. Angka Harapan Hidup (AHH) Banten mencapai 75,33 tahun. Cakupan pelayanan ibu hamil berada di angka 100 persen, sementara cakupan Universal Health Coverage (UHC) menyentuh hampir 98 persen dengan tingkat keaktifan peserta sekitar 80 persen.
Andra juga menyoroti capaian program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Sepanjang tahun 2025, layanan tersebut telah dimanfaatkan oleh lebih dari 3,6 juta penduduk Banten. Program ini disebut menjadi salah satu penggerak peningkatan penemuan kasus tuberkulosis (TBC) di daerah.
“Keberhasilan program Cek Kesehatan Gratis menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci. Program ini mendorong peningkatan penemuan kasus TBC, sehingga Banten melampaui target nasional dan menjadi salah satu provinsi terdepan dalam eliminasi tuberkulosis,” katanya.
Dari sisi infrastruktur kesehatan, Banten memiliki 128 rumah sakit dengan rasio tempat tidur 1,23 per 1.000 penduduk. Namun distribusi fasilitas belum merata. Sebanyak 74,19 persen rumah sakit terkonsentrasi di Tangerang Raya. Sementara itu, Provinsi Banten memiliki 253 Puskesmas yang seluruhnya telah terakreditasi. Kondisi ini menjadi dasar percepatan pemerataan layanan.
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Benyamin Paulus Octavianus, mengapresiasi capaian dan konsistensi Pemprov Banten dalam memperkuat program kesehatan masyarakat.
“Deteksi dini melalui Cek Kesehatan Gratis sangat penting untuk mencegah penyakit tidak menular. Jika dimanfaatkan secara optimal, kita berharap angka stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung dapat ditekan secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Sebagai upaya peningkatan layanan, Pemprov Banten meluncurkan Pos Pelayanan Kesehatan Modular Merah Putih di Pasar Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Pos ini akan mendukung layanan kesehatan dasar dan Cek Kesehatan Gratis melalui keterlibatan relawan di bawah supervisi Puskesmas. Selain itu, turut diluncurkan 16 unit layanan Telemedicine Faskin Link dan penandatanganan kerja sama dengan sejumlah rumah sakit serta organisasi keagamaan dalam pencegahan penyakit.
Andra mengatakan peningkatan kualitas layanan tidak lepas dari peran tenaga kesehatan. “Tenaga kesehatan adalah pilar utama pembangunan kesehatan. Tanpa pengabdian mereka, kita tidak akan mampu melewati berbagai tantangan, termasuk pandemi. Pemprov Banten berkomitmen terus mendukung kesejahteraan dan peran tenaga kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: Ipemi: HKN momentum peningkatan derajat kesehatan demi Indonesia Emas
Baca juga: Gubernur Banten tekankan konsep tanggung renteng biayai UHC
Baca juga: Wamenkes: Tabur bunga di HKN kenang 2.087 nakes gugur saat COVID-19
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































