Yogyakarta, DIY (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) memperkuat dukungan terhadap kolaborasi strategis antara PT Blotan Indonesia dan Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam pengembangan furnitur khusus penyandang disabilitas.
Wakil Ketua Umum HIMKI Bidang Organisasi dan Hubungan Antarlembaga yang juga Direktur Utama PT Blotan Indonesia Heru Prasetyo, dalam pernyataan diterima di Yogyakarta, DIY, Senin, menyampaikan dalam implementasinya, tim riset UNS melakukan studi etnografi dan ergonomi terhadap berbagai kelompok penyandang disabilitas untuk memahami tantangan nyata dalam penggunaan furnitur sehari-hari.
"Kolaborasi ini bukan hanya soal produk, tetapi tentang menghadirkan solusi yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. UNS memiliki basis riset yang kuat, dan kami membawa pengalaman industri. Ketika dua kekuatan ini bersatu, kita dapat menghasilkan furnitur yang tidak hanya indah, tetapi juga inklusif dan fungsional," ujar Heru.
Penguatan kolaborasi ini dilakukan bertepatan dengan momentum peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember dan mencakup kegiatan riset, pengembangan desain, hingga uji coba teknologi material yang adaptif serta aman digunakan di lingkungan rumah maupun tempat kerja.
HIMKI menilai bahwa inklusivitas merupakan fondasi penting dalam membangun industri furnitur modern yang berkelanjutan.
Karena itu, sinergi antara pelaku industri dan perguruan tinggi dipandang sebagai strategi utama untuk mempercepat lahirnya inovasi berbasis kebutuhan pengguna.
Selain pengembangan produk, kolaborasi ini juga mencakup program pelatihan bersama bagi mahasiswa dan tenaga ahli industri furnitur.
Program ini bertujuan memperkuat pemahaman mengenai desain universal, teknologi material ramah difabel, serta proses manufaktur yang berorientasi pada keselamatan pengguna.
Pihaknya berharap dari program ini akan lahir generasi desainer dan insinyur yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap prinsip inklusivitas.
Heru menambahkan pihaknya juga mendukung penuh setiap inisiatif yang mendorong riset akademik dan industri sebagai bagian dari transformasi besar industri furnitur nasional.
Sinergi tersebut diyakini tidak hanya melahirkan inovasi bernilai tambah tinggi, tetapi juga membuka peluang kerja yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di sektor manufaktur.
"Kami ingin menjadi negara yang tidak hanya mampu memproduksi furnitur untuk dunia, tetapi juga mampu memimpin dalam desain inklusif. Di sinilah kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi sangat penting," ucapnya.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































