Jakarta (ANTARA) - Harga indeks pasar bahan bakar nabati (HIP BBN) jenis biodiesel pada Juni turun sebesar Rp852 per liter, dari Rp13.742 per liter pada Mei 2025 menjadi Rp12.890 per liter.
“Besaran Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati (HIP BBN) jenis biodiesel bulan Juni 2025 sebesar Rp12.890 per liter ditambah ongkos angkut,” ucap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi, dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis.
Besaran ongkos angkut mengacu pada besaran maksimal ongkos angkut BBN jenis biodiesel yang dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak (BBM), yang ditetapkan dalam keputusan menteri.
Penurunan HIP biodiesel juga sempat terjadi pada Mei. Saat itu, HIP biodiesel mengalami penurunan sebesar Rp548 per liter apabila dibandingkan dengan HIP biodiesel pada April 2025, yakni Rp14.290.
Dalam rangka implementasi Program Mandatori Biodiesel sesuai ketentuan Pasal 18 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Dana Perkebunan, Eniya menyampaikan bahwa besaran konversi Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel adalah sebesar 85 dolar AS per metrik ton.
“Konversi nilai kurs menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 25 April–24 Mei 2025, yaitu sebesar Rp16.561,” ucapnya.
Sebelumnya, Eniya menyampaikan pelaksanaan program Biodiesel 40 (B40) dapat menekan ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).
Hal ini sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada energi di Indonesia.
Pemerintah menargetkan efisiensi devisa hingga 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun melalui pengurangan impor minyak solar.
Pada Jumat (16/5), Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan Indonesia siap untuk mengimplementasikan bahan bakar minyak (BBM) jenis biodiesel 50 (B50) pada 2026.
Keyakinan tersebut dilandasi oleh evaluasi implementasi B40 yang sudah berlaku sejak awal 2025. Yuliot menilai implementasi B40 berjalan dengan baik untuk yang PSO (public service obligation) maupun non-PSO.
Baca juga: Kementerian ESDM nyatakan siap implementasi B50 pada 2026
Baca juga: Wamen ESDM sebut Indonesia kurang 2 juta ton metanol untuk B50 di 2026
Baca juga: ESDM: Implementasi biodiesel 50 perlu tambahan lahan sawit 2,3 juta ha
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025