Harga beras di penggilingan, grosir, dan eceran naik pada Agustus 2025

2 weeks ago 11
Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia.

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran mengalami kenaikan harga pada Agustus 2025.

“Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis BPS, di Jakarta, Senin.

Dia merinci, harga beras di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 1,87 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 6,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Bila dipilah berdasarkan kualitas beras di penggilingan, harga beras premium meningkat 2,32 persen secara bulanan (mtm) dan 5,77 persen secara tahunan (yoy), sementara harga beras medium naik 1,46 persen (mtm) dan 6,58 persen (yoy).

Untuk kenaikan harga beras di tingkat grosir, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,64 persen (mtm) dan 5,56 persen (yoy). Sedangkan di tingkat eceran tercatat kenaikan sebesar 0,73 persen (mtm) dan 4,24 persen (yoy).

Secara umum, beras menjadi salah satu kontributor utama tingkat inflasi tahunan tahunan Agustus 2025 yang tercatat sebesar 2,31 persen (year-on-year/yoy). Selain beras, bawang merah dan tomat juga memberikan andil terbesar.

Pudji menyebut kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Agustus 2025, dengan besaran 3,99 persen (yoy) dan andil 1,14 persen.

Hal itu sejalan dengan inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) yang mengalami inflasi sebesar 4,47 persen (yoy) dengan andil inflasi 0,72 persen. Selain bawang merah dan beras, tomat juga menjadi komoditas penyumbang utama pada komponen ini.

Sementara pada komponen inflasi inti (core inflation), terjadi inflasi sebesar 2,17 persen (yoy) dengan andil terbesar terhadap inflasi umum, yakni 1,39 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil dari komponen inflasi inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.

Sementara komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi sebesar 1 persen (yoy) dengan andil 0,20 persen. Komoditas dominan dari komponen ini adalah tarif air minum PAM di 13 wilayah, sigaret kretek mesin (SKM), dan bahan bakar rumah tangga.

Baca juga: Mentan sebut harga beras turun di 32 provinsi

Baca juga: Terobosan cerdas mengendalikan harga beras

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |