Hambatan komunikasi berkurang berkat avatar medis berbahasa ASEAN

2 hours ago 2

Nanning (ANTARA) - Pada Pameran China-ASEAN (China-ASEAN Expo) ke-22 yang sedang berlangsung, Pham Trung Hieu, seorang mahasiswa kedokteran dari Vietnam, mencondongkan tubuh dan menggunakan bahasa Vietnam untuk bertanya kepada seorang dokter digital.

"Bisakah batu ginjal diwariskan?" kata dia sebagaimana warta XInhua, Jumat.

Si dokter siber pun menjawab dengan fasih dalam bahasa Vietnam, menjelaskan faktor genetik terkait batu ginjal dengan presisi klinis. "Jawaban yang tepat!" seru Hieu sambil tersenyum.

Avatar spesialis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang tertanam pada Urologist Talk, agen AI tanya jawab medis yang dikembangkan oleh Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Guangxi, langsung mencuri perhatian.

Di balik obrolan ringan itu terdapat ilmu pengetahuan yang serius, yaitu pedoman urologi 1,2 juta karakter yang mencakup 387 penyakit, model besar DeepSeek, dan dua tahun pelatihan penyempurnaan.

"Bot itu saat ini bernalar dengan level dokter associate chief," kata Li Lang, seorang profesor di universitas itu kepada Xinhua.

Semuanya bermula dari berkembangnya kerja sama medis antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), blok beranggotakan 10 negara yang dihuni sekitar 700 juta orang.

Seiring permintaan perawatan kesehatan terus meningkat di seluruh Asia Tenggara, Guangxi sebagai satu-satunya daerah setingkat provinsi di China yang terhubung dengan ASEAN baik melalui darat dan laut, menawarkan jembatan alami, dengan kondisi geografis yang tidak jauh berbeda, profil penyakit yang serupa dan, selama bertahun-tahun, sektor prioritas dalam kolaborasi dua arah.

"Layanan kesehatan berbasis AI saat ini sebagian besar berbahasa Inggris, dibangun berdasarkan data klinis dan pola makan Barat," kata Li." Dengan meluncurkan versi bahasa ASEAN, kita dapat memasukkan kebiasaan makan dan faktor risiko lokal ke dalam algoritma, menyesuaikan diagnosis dan perawatan untuk pengguna ASEAN, dan memastikan mereka sepenuhnya menikmati manfaat kesehatan dari AI."

Avatar tersebut saat ini hadir di platform daring rumah sakit, menyediakan layanan seperti triase, pemeriksaan pascaoperasi, dan konsultasi kesehatan 24 jam.

Teknologi itu juga telah diintegrasikan ke dalam robot fisik yang memberikan layanan profesional di klinik rawat jalan, bangsal, dan layanan kesehatan akar rumput. Ke depannya, rumah sakit akan memperluas sistem ini ke spesialisasi dan bahasa tambahan seperti bahasa Thailand, Myanmar, dan Khmer.

Berbeda dengan model AI besar untuk keperluan umum, Urologist Talk membatasi basis pengetahuannya hanya pada disiplin ilmu medis. "Urologist Talk tidak akan memberikan diagnosis acak seperti yang dilakukan beberapa platform," kata Hieu, yang menilai bahwa akurasi avatar itu mencapai 80 persen.

Pada China-ASEAN Expo tahun ini, solusi pintar seperti avatar Urologist Talk mencuri perhatian, menggarisbawahi bagaimana AI memperluas dan memperdalam kerja sama medis lintas perbatasan antara China dan ASEAN.

"Model AI ini memperluas jangkauan sumber daya medis berkualitas tinggi," jelas Profesor Zheng Baoshi dari universitas tersebut. "Model ini mendigitalkan keahlian para spesialis terbaik untuk layanan 24 jam, menghilangkan hambatan geografis, dan secara signifikan meningkatkan aksesibilitas serta efisiensi layanan kesehatan." Selesai

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |