Surabaya (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Terapan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Jawa Timur Prof Dr Salamun mengembangkan mikroba jenis Bacillus sebagai bahan baku produk inovatif ramah lingkungan yang berpotensi diaplikasikan di berbagai sektor industri.
Dalam orasi ilmiah yang disampaikan di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C Unair Surabaya Kamis, Prof Salamun mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki kekayaan mikroorganisme yang luar biasa, termasuk kelompok bakteri Bacillus spp.
“Produk ramah lingkungan multifungsi berbahan baku Bacillus memiliki prospek sangat menjanjikan. Keanekaragaman ekosistem tropis Indonesia dapat menjadi sumber spesies Bacillus baru yang unik dan spesifik, serta berpotensi menggantikan penggunaan senyawa kimia sintetis yang berdampak buruk bagi lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswi Magister FIB Unair lulus 1,5 tahun dengan IPK 4,00
Dalam paparannya, Prof Salamun menyebutkan beberapa temuan varian lokal Bacillus yang telah diteliti, di antaranya Bacillus thuringiensis BK5.2 dan Bacillus mojavensis EG6.4 yang mampu menghasilkan racun alami efektif untuk membunuh larva nyamuk penyebab demam berdarah.
Selain itu, varian Bacillus subtilis BK7.1 juga memiliki potensi dalam bidang pertanian sebagai biopestisida dan agen bioremediasi untuk membersihkan limbah.
“Ini menjadi peluang besar untuk menciptakan alternatif pengganti pestisida kimia yang lebih aman dan berkelanjutan,” tambahnya.
Prof Salamun menekankan pentingnya hilirisasi riset mikroba menjadi produk industri sebagai tahap akhir dari inovasi. Proses ini mencakup identifikasi jenis unggulan, pengembangan teknik fermentasi, pemurnian senyawa, hingga pengemasan produk untuk konsumsi massal.
Baca juga: Pasutri Dosen Unair dikukuhkan bersamaan sebagai guru besar
“Hilirisasi memerlukan strategi teknis yang matang dan sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, serta masyarakat,” katanya.
Ia juga mendorong terciptanya kebijakan yang mendukung riset dan inovasi, serta perlunya peran aktif lembaga penelitian dalam memfasilitasi pengembangan produk berbasis mikroba lokal.
“Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat mewujudkan produk ramah lingkungan yang bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025