Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meluncurkan program gerakan pelayanan sosial dan kesehatan terintegrasi (Gerai Sehati), sebagai bentuk dukungan sosial kepada warga yang menderita penyakit kronis.
"Gerai Sehati ini diluncurkan didasari ketidakmampuan penderita suatu penyakit untuk mendapatkan manajemen diri yang baik, sehingga membutuhkan dukungan sosial baik dari keluarga maupun masyarakat," kata Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum Pemkab Bangka Tengah Anas Maaruf di Koba, Kamis.
Saat meluncurkan Gerai Sehati, Anas mengatakan, program ini merupakan kolaborasi antara Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Koba, Baznas Bangka Tengah, Dinas Sosial-PMD, KUA Kecamatan Koba dan Pemerintah Kecamatan Koba.
Anas mengatakan, bentuk dukungan sosial yang diberikan penderita penyakit kronis dapat berupa dukungan informasi (nasihat, saran, pengarahan atau petunjuk), dukungan emosional (berupa afeksi, kepercayaan, kehangatan, kepedulian dan empati) serta pemberian bantuan material.
"Melalui kolaborasi layanan kesehatan dari Puskesmas, bantuan sosial dari Baznas dan Dinsos-PMD, serta pendampingan keagamaan oleh KUA, program ini diharapkan mampu membangkitkan semangat para penderita di Kecamatan Koba untuk tetap berjuang, atau setidaknya menerima kondisi yang mereka alami dengan lebih lapang," kata Anas.
Baca juga: BPJS: PRB mudahkan pasien penyakit kronis kontrol kesehatan lewat FKTP
Baca juga: Orang berpenyakit ginjal kronis dianjurkan hati-hati pilih olahraga
Anas yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah mengatakan, sudah banyak bukti di lapangan yang menunjukkan kemerosotan kondisi kesehatan dari penderita penyakit kronis akibat tidak adanya dukungan sosial.
"Berbagai studi dan temuan di lapangan menunjukkan bahwa penderita dua penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi atau gangguan nyeri, sangat rentan mengalami gangguan mental apabila hanya ditangani secara medis tanpa didukung aspek sosial, ekonomi, keluarga dan spiritual," ujarnya.
Tanpa dukungan menyeluruh, kata dia, proses pengobatan menjadi lebih sulit dan cenderung tidak terkendali.
Anas berharap, kolaborasi ini dapat memberikan dampak yang baik bagi kesehatan, sosial dan agama di masyarakat.
Kepala Puskesmas Koba Mahfudz mengatakan, pengintegrasian ini merupakan inovasi yang dilakukan bersama beberapa pemangku kepentingan.
Biasanya hanya masalah kesehatan, tetapi dengan Gerai Sehati kata dia ditambah dengan sosialnya, keagamaan dan ekonominya.
"Target masyarakat penderita penyakit kronis yang harus dikunjungi per bulan ada sebanyak 30 orang dan yang kita kunjungi ini adalah penderita penyakit kronis yang terganggu mobilitasnya," ujarnya.
Baca juga: Program Rujuk Balik bantu pasien penyakit kronis stabilkan kesehatan
Baca juga: Tips tingkatkan kualitas tidur agar terhindar dari penyakit kronis
Pewarta: Ahmadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025