Gubernur Kepri sebut Pulau Penyengat sebagai jembatan lintas generasi

13 hours ago 3
Pulau ini mengajarkan bahwa warisan budaya bukan untuk dikenang saja, melainkan untuk dihidupkan kembali dengan cinta, penghormatan, dan rasa ingin tahu.

Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyampaikan Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang sebagai destinasi yang berperan menjembatani lintas generasi di Tanah Melayu tersebut.

Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Kepri terus berupaya melakukan berbagai pembenahan di pulau berjuluk "Indera Sakti" itu.

"Penting bagi kita mempromosikannya secara masif, agar semakin banyak yang berkunjung ke sini," kata Gubenur Ansar, di Tanjungpinang, Sabtu.

Pulau Penyengat, kata Ansar, bukan sekadar hamparan tanah di tengah laut. Ia adalah jembatan lintas generasi, tempat di mana sejarah, budaya, dan kearifan lokal berpadu dalam harmoni.

Pulau Penyengat memiliki jejak peradaban Melayu yang menjadi alasan bagi pelancong dalam hingga luar negeri berkunjung kemari.

Karena itulah, Gubernur Kepri selalu mengupayakan membawa tamu, baik pejabat di tingkat pusat, kepala daerah, maupun delegasi luar negeri berkunjung ke pulau tersebut.

Pada Jumat (13/6) sore, Ansar mengajak Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengunjungi sejumlah spot wisata di Pulau Penyengat.

"Ini tidak lain sebagai bentuk kebanggaan sekaligus sarana untuk lebih memperkenalkan Pulau Penyengat baik di tingkat nasional maupun mancanegara," ujar Ansar.

Mantan anggota DPR RI itu mengatakan banyak hal yang harus diketahui khalayak ramai mengenai apa saja yang ada di Pulau Penyengat, antara lain Masjid Raya Sultan Riau yang megah dan legendaris menjadi saksi bisu kejayaan Islam dan budaya Melayu.

Masjid yang dibangun dengan campuran putih telur, batu kapur, dan pasir laut itu bukan hanya simbol arsitektur unik, tetapi juga lambang ketekunan dan kesatuan masyarakat masa lampau.

Pulau ini juga merupakan rumah bagi Raja Ali Haji, tokoh besar sastra Melayu, pencipta Gurindam Dua Belas dan penggagas bahasa Melayu baku yang kini menjadi akar bahasa Indonesia.

Peninggalan Raja Ali Haji masih dapat ditemui di perpustakaan kecil dan makam yang dijaga dengan penuh khidmat. Di sinilah generasi masa kini dan mendatang belajar menghargai ilmu, sastra, dan semangat kebangsaan.

Selain situs sejarah, pulau ini menghadirkan pengalaman wisata budaya yang autentik. Suasana kampung yang tenang, sapaan ramah dan hangat penduduk lokal, serta pemandangan laut menjadikan perjalanan ke Penyengat tak hanya bermakna, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam.

Bagi wisatawan, berkunjung ke Pulau Penyengat bukan hanya tentang melihat masa lalu, namun menyerap nilai-nilai yang diwariskan untuk masa depan.

"Pulau ini mengajarkan bahwa warisan budaya bukan untuk dikenang saja, melainkan untuk dihidupkan kembali dengan cinta, penghormatan, dan rasa ingin tahu," ujar Ansar.

Ansar mengajak berbagai pihak menjelajahi Pulau Penyengat, meniti jembatan yang menghubungkan generasi, merasakan denyut kebudayaan Melayu yang terus hidup dari masa ke masa.

Pulau Penyengat adalah sebuah pulau kecil di Kota Tanjungpinang yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari pusat kota. Pulau ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter, berjarak lebih kurang 35 kilometer dari Pulau Batam.

Pulau ini dapat ditempuh dari pusat kota dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih dikenal pompong yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.

Baca juga: Menteri Kebudayaan napak tilas sejarah dan budaya di Pulau Penyengat

Baca juga: Ketua DPD RI: Pulau Penyengat simbol kebesaran pemikiran Melayu

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |