Gorontalo (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie mengatakan konsep wisata halal (halal tourism), cocok dikembangkan di daerah itu.
Idah di Gorontalo, Senin mengatakan hal tersebut usai menyambut kunjungan Deputi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (RI) di daerah tersebut.
Ia memperkenalkan potensi besar yang dimiliki Gorontalo, dalam mengembangkan pariwisata yang terintegrasi dengan sektor lain, seperti agromaritim, olahraga dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Di Gorontalo, pariwisata tidak bisa dipisahkan dari agromaritim. Begitu juga dengan olahraga, hampir setiap kegiatan wisata selalu dirangkaikan dengan jalan sehat, lari atau kegiatan lainnya. Dampaknya, para pelaku UMKM ikut terbantu karena produk mereka bisa dipromosikan langsung kepada masyarakat," kata Idah.
Ia juga menekankan pentingnya sertifikasi halal bagi produk UMKM.
Pemerintah, kata dia, berkomitmen memberikan kemudahan dalam proses sertifikasi halal, termasuk melalui program gratis yang difasilitasi oleh Kementerian Agama, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, serta lembaga pendamping lainnya.
Pemerintah Provinsi berharap masukan dan arahan langsung dari Kementerian Pariwisata, dapat menjadi bekal untuk memperbaiki kekurangan sekaligus memperkuat citra Gorontalo sebagai destinasi wisata halal.
"Seperti falsafah masyarakat Gorontalo yaitu, 'Adat bersendikan Syara' dan Syara' bersendikan Kitabullah' (adat yang menjunjung tinggi nilai agama dan nilai agama berdasarkan kitab suci). Inilah yang menjadi dasar kami dalam mengembangkan pariwisata yang tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga tetap berakar pada nilai budaya dan agama," katanya.
Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata RI Harianto mendorong penguatan pengembangan pariwisata ramah Muslim di Provinsi Gorontalo.
Hal itu terlihat dari kunjungan kerjanya bersama ketua tim penilai Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) Gorontalo Sumaryadi di daerah tersebut.
Harianto mengatakan konsep pariwisata ramah Muslim tidak semata-mata soal label halal, tetapi mencakup layanan tambahan yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
"Sejak wisatawan tiba di bandara, harus sudah ada informasi yang jelas. Misalnya, keberadaan masjid atau mushala, tempat salat di bandara, hingga toilet dan tempat wudhu yang terpisah antara pria dan wanita. Begitu pula di hotel, sebaiknya tersedia petunjuk arah mushala, jadwal salat dan fasilitas ibadah yang memudahkan pengunjung," katanya.
Ia mengatakan keberadaan makanan halal yang terjamin kebersihan dan keamanannya, juga menjadi aspek penting dalam pengembangan wisata halal.
Menurutnya hal ini tidak hanya memberi kenyamanan bagi wisatawan Muslim, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan wisatawan umum terhadap kualitas layanan yang diberikan.
Baca juga: Gubernur Gorontalo paparkan destinasi unggulan di Kemenpar
Baca juga: Komunitas motor asal Malaysia memuji keindahan alam Sulawesi
Baca juga: Komisi VII DPR RI tinjau wisata hiu paus di Bone Bolango
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.