Jakarta (ANTARA) - Gerakan Wanita Sejahtera (GWS) melakukan peringatan Hari Kebaya Nasional 2025 yang diselenggarakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, yang bertujuan untuk menginspirasi pelaku usaha agar semakin bangga memasarkan produk lokal.
"Peringatan Hari Kebaya Nasional di Pasar Tanah Abang ini bertujuan untuk menggerakkan ekonomi berbasis budaya di Tanah Air," kata Ketua Umum GWS, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo MPd, dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Dalam kegiatan yang digelar pada Kamis (31/7), Giwo menilai bahwa Pasar Tanah Abang merupakan pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara, sehingga sangat relevan sebagai tempat untuk melestarikan budaya bangsa.
Lokasi itu juga menjadi pusat perdagangan dan simbol dari denyut ekonomi rakyat yang hidup serta tempat terjadinya interaksi dari berbagai lapisan baik masyarakat, pedagang kecilpembeli dari daerah hingga pemilik butik yang dapat menjadi bagian dari gerakan bangga berkebaya.
Oleh karenanya, GWS ingin agar kebaya dapat dinikmati dan dilestarikan oleh semua kalangan.
"Tanah Abang ini tempat hidupnya ribuan pelaku UMKM, dan mayoritas dari mereka adalah perempuan. Jadi, ini sekaligus bentuk dukungan terhadap perempuan pelaku usaha, karena data menunjukkan sekitar 60 persen dari 60 juta UMKM di Indonesia digerakkan oleh perempuan," ucap Giwo.
Pihaknya berharap kegiatan yang digelar akan menginspirasi masyarakat termasuk para pelaku usaha di pasar, agar semakin bangga memasarkan produk lokal, termasuk kebaya, aksesoris dan kain tradisional.
"Ini bukan hanya acara seremonial, tapi juga sarana menggerakkan ekonomi berbasis budaya, dan dari pasar rakyat seperti Tanah Abang inilah gerakan ini bisa menyebar ke seluruh penjuru Indonesia," kata dia.
Giwo juga berharap masyarakat semakin sadar bahwa kebaya tidak hanya menjadi sekadar busana tradisional, tapi juga identitas bangsa.
Baca juga: Kemenbud ajak masyarakat hidupkan kebaya jadi identitas bangsa
Baca juga: Kebaya bukan sekadar pakaian tapi identitas perempuan Indonesia
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.