Kupang, NTT (ANTARA) - Festival Pakariang 2025 yang didukung Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur kembali digelar sebagai ruang bermain, belajar kreatif, dan bersosial generasi muda, khususnya bagi anak-anak di Kota Kupang.
“Festival ini menghadirkan berbagai aktivitas seperti permainan tradisional yang kaya akan nilai kebersamaan dan gotong royong untuk merayakan keberagaman tradisi dan budaya lokal,” kata Koordinator Festival Pakariang 2025, Yedida Letedara, di Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan, Pakariang merupakan singkatan dari Pesta Permainan Tradisional dan Kreativitas Anak Kupang. Kegiatan ini sebelumnya pernah dilaksanakan pada 2015 dan 2017.
“Tahun ini Pakariang hadir kembali membuka ruang untuk anak-anak bisa berinteraksi antara sesama mereka. Kemudian keluarga juga bisa hadir untuk sama-sama merayakan permainan tradisional yang mungkin sudah lama dilupakan,” ujarnya.
Baca juga: Permainan tradisional: menjemput keriangan yang tertinggal di halaman
Ia menambahkan, kegiatan Pakariang bukan hanya menghadirkan ruang bermain, tetapi juga mengasah kreativitas, membangun interaksi, dan menjaga budaya di tengah perubahan pola bermain anak dari tradisional ke modern.
“Festival ini menampilkan hampir 40 jenis permainan, seperti kayu doi, gasing kayu, congklak, lompat tali, dan benteng,” katanya.
Selain aktivitas bermain bersama, terdapat pula sesi belajar membuat bekal pangan lokal, belajar bahasa isyarat, memilah sampah, hingga lomba mewarnai.
“Harapannya agar anak-anak dan generasi sekarang tidak lupa akan budaya dan permainan tradisional. Semoga setelah kegiatan ini, para peserta dapat kembali mengingat dan melanjutkan praktik permainan tersebut,” ujar Yedida.
Baca juga: KemenPPPA ajak keluarga hidupkan kembali permainan tradisional
Sementara itu, Putu Rahmadewa Eka Karma dari BPK Wilayah XVI mengapresiasi festival yang menghadirkan sekitar seratus peserta anak-anak.
“Permainan tradisional merupakan salah satu dari 10 objek pemajuan kebudayaan. Kegiatan ini penting agar anak-anak dapat bersosialisasi, belajar, dan bermain permainan tradisional yang kini semakin jarang dimainkan,” katanya.
Ia menambahkan kegiatan ini merupakan satu dari 31 kegiatan yang didanai melalui program Dana Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2025 pada periode pertama.
Baca juga: Gubernur NTB ajak generasi muda ikut lestarikan permainan tradisional
Baca juga: Memutus candu layar lewat permainan tradisional
Pewarta: Yoseph Boli Bataona
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































