Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak langsung menindaklanjuti arahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada hari pertama masa jabatannya, dengan fokus pada penanganan masalah pendidikan dan infrastruktur.
Emil bertemu dengan Dinas Pendidikan untuk mengkoordinasikan langkah-langkah dalam menangani aduan dugaan pungutan di sekolah negeri, penyaluran beasiswa PIP, serta persoalan penahanan ijazah.
"Saya sudah bertemu dengan Dinas Pendidikan dan langsung berkoordinasi untuk menangani aduan terkait pungutan di sekolah negeri, masalah beasiswa PIP, dan penahanan ijazah," ujar Emil dalam keterangan di Surabaya, Sabtu.
Emil menegaskan bahwa Pemprov Jatim berkomitmen untuk menindaklanjuti seluruh aduan yang terjadi di sekolah negeri, mulai dari masalah pungutan yang melanggar ketentuan, penyaluran beasiswa PIP, hingga penahanan ijazah.
Ia juga menyoroti pentingnya reformulasi program Tis-Tas guna mencarikan solusi di tengah berkurangnya pendapatan asli daerah (PAD) Pemprov Jatim akibat kebijakan UU Hubungan Keuangan Pemerintah Daerah.
Selain itu, Emil melanjutkan agenda di bidang infrastruktur dengan bertemu Balai Besar Jalan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum untuk menindaklanjuti aduan kerusakan jalan nasional, seperti yang terjadi di Situbondo, Jombang, dan Pasuruan.
"Kami juga membahas kerusakan ruas jalan provinsi di Puger, Jember," tambahnya.
Emil menjelaskan bahwa penanganan jalan rusak di Situbondo, Jombang, dan Pasuruan sudah dimulai, meskipun proses anggaran di pusat masih dalam tahap penyelesaian.
Sementara itu, kerusakan pada jalan provinsi di Jember membutuhkan waktu lebih lama untuk penanganannya, mengingat skala kerusakannya.
Dalam hal ini, kesepakatan telah dicapai dengan pemerintah daerah dan warga setempat terkait penanganan jalan tersebut, termasuk peran PT Imasco yang akan membeton sebagian ruas jalan.
Tak hanya itu, Emil juga menerima audiensi dengan perwakilan media komunitas yang menyampaikan sejumlah isu, termasuk dampak Jembatan Suramadu terhadap kriminalitas di Surabaya serta masalah premanisme ormas yang meresahkan pelaku usaha.
"Mereka menyampaikan beberapa isu yang menjadi perhatian kami, termasuk dampak Jembatan Suramadu dan premanisme ormas terhadap pelaku usaha. Kami akan coba bahas lebih dalam untuk mencari solusi," ujar Emil.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Emil berharap dapat segera memberikan solusi bagi masalah-masalah yang tengah dihadapi masyarakat Jawa Timur.
Baca juga: Khofifah-Emil gelar perencanaan percepat capaian pembangunan Jatim
Baca juga: Khofifah-Emil siap sinergikan Nawa Bhakti Satya dengan Astacita
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025