Eksponen 98 sebut Prabowo sukses bangun kemandirian pangan, produksi beras melimpah di tengah guncangan geopolitik

2 days ago 2

Jakarta (ANTARA) – Eksponen Gerakan Mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti menilai Presiden Prabowo Subianto berhasil membuktikan komitmennya dalam membangun kemandirian pangan di Indonesia.

Menurutnya, dalam waktu enam bulan pemerintahan, sektor pertanian nasional menunjukkan pencapaian yang menggembirakan, salah satunya dengan tercapainya swasembada beras.

Haris menyebut, Indonesia kini menikmati surplus produksi beras yang melimpah, dengan angka produksi gabah kering giling (GKG) pada periode Januari-April 2025 mencapai 24,22 juta ton, sementara produksi beras tercatat mencapai 13,95 juta ton. Ia mengungkapkan, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras domestik tercatat sekitar 10,37 juta ton, yang berarti Indonesia saat ini tidak perlu lagi mengimpor beras.

"Saya pribadi cukup terharu dengan capaian 6 bulan pemerintahan di sektor pertanian. Dalam waktu yang terbilang singkat itu, kita berhasil mencapai swasembada beras, kita “kebanjiran” beras dari petani kita sendiri," ujar Haris, Senin.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah melalui Perum Bulog juga berhasil menyerap 1,4 juta ton gabah dari petani pada bulan April 2025, lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang hanya 994 ribu ton. Dengan kebijakan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram, petani Indonesia merasakan manfaat langsung dari kenaikan harga gabah yang signifikan pada musim panen kali ini.

Menurutnya, momentum ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu mandiri dalam sektor pangan meski di tengah gempuran kebijakan proteksionisme global. Terlebih saat ini situasi dunia sedang menghadapi perang dagang serta ketidakpastian geopolitik.

"Kita sedang menghadapi situasi peperangan mengunakan senjata tarif dan currency. Di tengah guncangan dan ketidakpastian situasi geopolitik tersebut, bangsa kita berhasil memulai langkah dengan dasar yang kuat dan arah yang tepat, yaitu membangun kemandirian di sektor pangan," tutur Haris.

Selain itu, Presiden Prabowo juga melakukan reformasi dalam distribusi pupuk, dengan menyederhanakan prosedur yang sebelumnya rumit, melibatkan lebih dari 145 aturan. Dengan kebijakan baru ini, distribusi pupuk menjadi lebih cepat dan tepat sasaran sehingga mendorong produktivitas pertanian yang lebih baik.

"Niat baik itu telah dibuktikan melalui implementasi nyata melindungi petani dan industri pertanian," tambah Haris.

Dengan segala pencapaian ini, ia berharap cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia beberapa tahun mendatang semakin nyata. Meski demikian, ia mendorong agar pemerintah juga mengajak pengusaha nasional dan akademisi untuk terlibat dalam riset dan inovasi guna meningkatkan hasil pertanian.

Disisi lain, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia Sudaryono menjelaskan saat ini, kebijakan Presiden Prabowo sangat berpihak pada petani seperti pemenuhan pupuk subsidi 100 persen, penetapan harga gabah Rp.6.500 per kilogram, serta pengalihan peran Bulog untuk menyerap gabah petani secara langsung.

Sudaryono mengungkapkan Bulog saat ini telah berhasil meningkatkan serapan gabah hingga 2000 persen dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut tidak terlepas dari kerjakeras semua pihak termasuk para penyuluh pertanian di lapangan.

“Bulog berhasil meningkatkan serapan gabah hingga 2.000 persen dibanding tahun lalu. Tapi jangan lupa, semua itu tidak akan terjadi tanpa peran penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan,” ungkap Sudaryono.

Tak hanya itu, Perum Bulog juga diminta untuk menjaga pasokan dan produksi beras di tengah krisis yang dialami sejumlah negara seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia. Sudaryono menegaskan, Indonesia tidak hanya fokus pada ketahanan pangan domestik, tetapi siap berkontribusi pada ketahanan pangan global.

“Sebagai Wakil Menteri, tentu saya prioritaskan masyarakat. Tapi kami juga ingin berkontribusi memberi makan dunia,” pungkas Sudaryono yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |