Denpasar (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Bali Nyoman Suyasa mengatakan pihaknya akan berangkat ke Kementerian ESDM di Jakarta untuk mengajukan tambahan kuota LPG 3 kg guna mengatasi kelangkaan yang terjadi dalam sebulan terakhir.
"Apalagi, kuota LPG 3 kg tahun 2025 juga rendah yaitu 231.192 metrik ton, atau turun 7 ribu metrik ton dari 2024 yang sebanyak 238.223 metrik ton, karena itu kami akan konsultasi ke Jakarta dulu dengan mengajak Pertamina dan dinas perdagangan untuk mencari solusi dan tambahan kuota,” kata Suyasa di Denpasar, Selasa.
Bila pemerintah pusat menyetujui penambahan kuota melalui kolaborasi pemerintah-DPRD-Pertamina itu, maka diperlukan juga adanya pengawasan di lapangan, sehingga tidak lagi ada distribusi yang menyimpang atau tidak tepat sasaran.
“Seberapa pun penambahan kuota kalau tidak dibarengi dengan penambahan sistem yang bagus ya tetap saja terjadi kelangkaan, justru akan semakin banyak itu apalagi kalau memang ada pengoplosan, semakin banyak kuota datang semakin banyak yang dioplos,” ujar Suyasa.
Baca juga: DPRD Bali rekomendasikan bongkar 45 usaha wisata ilegal di Bingin
Menurutnya, diperlukan pendataan yang tepat mengenai ketentuan kuota setiap KK membeli LPG 3 kg, termasuk juga untuk UMKM.
“LPG 3 kg merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat di Bali untuk kebutuhan rumah tangga, kebutuhan UMKM juga, bayangkan untuk mencari LPG kalau tidak antre berjam-jam, nyarinya susah, kemudian harganya naik,” ucapnya.
Sementara itu, Sales Area Manager PT Pertamina Patra Niaga Wilayah Bali Endo Eko Satrio merespons positif langkah DPRD Bali, namun hal yang terpenting saat ini adalah langkah komunikasi di lapangan.
Menurutnya, apabila terjadi kelangkaan di suatu wilayah sebaiknya melakukan pelaporan sehingga cepat ditangani, sementara kondisi yang terjadi saat langka masyarakat cenderung cepat memviralkan di media sosial sehingga masyarakat lainnya panik dan membeli berlebihan.
Baca juga: DPRD Bali gali pengalaman Pemkot Mataram dalam kelola TPST
“Dengan adanya panic buying tersebut, yang seharusnya masyarakat itu butuh satu, tapi dia karena panik langsung beli dua atau tiga, otomatis kan mempercepat habisnya stok di lapangan,” ujarnya.
Terkait distribusi, Pertamina memastikan proses selama ini berjalan lancar karena prosesnya non tunai sehingga distribusi pangkalan terpantau. Adapun dari kuota LPG 3 kg sebanyak 231.192 metrik ton sudah terealisasi 138.842 metrik ton sampai Juli 2025.
Apabila terdapat pelanggaran, Endo memastikan akan ada pembinaan dan sanksi, terhitung sepanjang 2025 mereka sudah memberikan 22 sanksi pemotongan alokasi pangkalan dan 20 pembinaan karena masalah administratif.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































