DPR sebut Parlemen OKI akan lebih "berisik" suarakan Palestina merdeka

5 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba mengatakan bahwa parlemen dari negara yang hadir dalam Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC (PUIC) tahun 2025, sepakat akan lebih "berisik" lagi untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina.

Dia mengatakan bahwa segala bentuk agresi militer yang terjadi di Palestina harus segera dihentikan. Menurut dia, Ketua Parlemen maupun Wakil Ketua Parlemen dari negara-negara OKI itu sepakat dengan resolusi yang telah disusun Indonesia untuk terus bersama berjalan memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

"Sampai kapan pun Indonesia memastikan akan selalu berjalan bersama rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya," kata Irine di sela-sela Konferensi PUIC 2025 di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu.

Baca juga: BKSAP DPR: PUIC akan hasilkan resolusi bersama terkait Palestina

Dia menjelaskan bahwa Ketua DPR RI Puan Maharani telah mendapatkan pengukuhan keketuaan sebagai Presiden dari Organisasi Parlemen Negara-Negara OKI. Sebelumnya, kata dia, Pantai Gading adalah negara yang memegang presidensi tersebut.

Menurut dia, keketuaan tersebut akan membawa dampak yang cukup besar dan drastis karena sangat bergengsi. Dengan status itu, dia mengatakan bahwa Indonesia akan bisa berperan penting dalam menyelesaikan konflik di Palestina, serta kawasan lain yang melibatkan masyarakat Muslim.

"Ini kembali mengukuhkan bahwa Indonesia itu dianggap sangat penting perannya di dalam menjawab tantangan global yang juga dialami oleh negara-negara OKI," kata dia.

Baca juga: BKSAP: Palestina-pemberdayaan perempuan jadi isu dalam Konferensi PUIC

Baca juga: BKSAP DPR RI ajak Singapura dukung Palestina

Di bawah kepemimpinan Indonesia, menurut dia, DPR sepakat agar membawa OKI sebagai mikrofon bagi kemerdekaan Palestina. Pasalnya, dia menjelaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Palestina itu bukan hanya sebagai kebijakan luar negeri Indonesia, melainkan juga perintah undang-undang.

Dia mengatakan bahwa negara-negara yang tergabung di dalam OKI memiliki populasi sebesar 25 persen dari seluruh populasi dunia.

"Kita tunjukkan kepada dunia kalau negara-negara OKI ini memang kuat dan berdaya untuk melakukan perubahan baik kepada tatanan dunia," katanya.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |