Yogyakarta (ANTARA) - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Taufiqur Rahman menyebut Generasi Z paling rentan mengalami kelelahan digital karena hampir seluruh aktivitasnya bersentuhan dengan perangkat digital.
Taufiq di Yogyakarta, Selasa, mengatakan fenomena itu dikenal sebagai digital fatigue yakni kelelahan fisik maupun mental yang muncul akibat paparan perangkat digital secara terus-menerus.
"Secara umum, istilah digital fatigue itu merujuk pada kelelahan, baik fisik maupun mental. Biasanya terjadi karena penggunaan media digital yang berlebihan," jelas Taufiq.
Menurut dia, fenomena itu paling banyak dialami mahasiswa, karena mereka merupakan generasi yang paling intens mengakses media sosial dan internet.
Baca juga: Psikolog sebut tiga hal penting pengasuhan digital cegah kecanduan gawai
Kelelahan digital, kata Taufuq, tidak hanya menurunkan kemampuan mahasiswa dalam berkonsentrasi, tetapi juga berpotensi mengganggu kesehatan mental.
Gejalanya bisa berupa kesulitan fokus, rasa lelah berlebih, hingga keluhan fisik seperti pusing dan mata tegang.
"Kalau sudah sampai tahap tertentu, ini bahkan bisa memicu depresi. Awalnya memang menyerang fisik, misalnya mata lelah karena terlalu lama menatap layar, tetapi lama-kelamaan bisa berdampak pada psikis juga," ujar dia.
Kondisi tersebut diperparah oleh derasnya arus informasi dengan konten beragam yang dikonsumsi mahasiswa setiap hari sehingga membuat beban mental semakin berat.
Baca juga: Peneliti dorong orang tua arahkan permainan digital anaknya
Akibatnya, kelelahan fisik ikut dipengaruhi kelelahan psikis karena harus mencerna terlalu banyak hal dalam waktu bersamaan.
Meski begitu, Taufiq menekankan bahwa penggunaan teknologi di era digitalisasi tidak bisa dihindari, terutama dalam dunia akademik.
Oleh karena itu, solusinya bukanlah menjauhi gawai, melainkan menjaga keseimbangan dalam penggunaannya.
Taufiq juga merekomendasikan konsep digital detox sebagai salah satu langkah pencegahan maupun pemulihan.
"Kalau sudah mulai muncul gejala tidak sehat, seperti sulit fokus, cepat lelah, atau mata terganggu, digital detox perlu dilakukan. Caranya bisa dengan mengurangi jam penggunaan media, membatasi akses hanya pada hal-hal penting, dan menghindari aktivitas scrolling yang tidak perlu," tutur Taufiq.
Baca juga: Perkuat pemberdayaan, nasabah PNM Mekaar didorong go digital
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.