Yogyakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Dwi Apri Nugroho menggagas pemanfaatan teknologi sederhana berupa layanan pesan singkat atau SMS untuk membantu petani di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dalam mengakses informasi pertanian.
“Petani-petani yang memiliki luasan lahan di bawah 2 hektare (ha), dan rekomendasi teknologi paling tepat adalah pemakaian teknologi yang sederhana," kata Bayu dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan transformasi teknologi di sektor pertanian perlu menyesuaikan kondisi petani yang sebagian besar masih mengelola lahan sempit dan belum akrab dengan teknologi canggih.
Sebagai pengamat pertanian dan perubahan iklim, Bayu menilai pendekatan teknologi yang terlalu kompleks justru bisa menjadi beban bagi petani, terutama di daerah yang belum terjangkau jaringan internet stabil. Banyak di antara mereka juga belum memiliki ponsel pintar.
Karena itu, penggunaan SMS dianggap sebagai langkah awal yang paling realistis. Teknologi ini pernah diuji dalam penelitian dan terbukti membantu menyampaikan rekomendasi bertani berdasarkan data dari sistem pemantauan lapangan (field monitoring system) secara otomatis.
Menurut Bayu, informasi yang dikirim lewat SMS seperti jadwal tanam, cuaca, atau rekomendasi pemupukan berdampak langsung terhadap pola budidaya petani, meski keberhasilannya sangat bergantung pada pendampingan yang intensif.
Ia menambahkan pendekatan teknologi sebaiknya dimulai dari bentuk paling sederhana, sebelum nantinya bisa dikembangkan ke dalam bentuk aplikasi.
"Jika SMS sudah terbiasa digunakan, baru bisa diarahkan ke sistem aplikasi. Saat ini penggunaan aplikasi masih dominan di kalangan anak muda," ujar dia.
Bayu juga menyarankan agar implementasi awal dilakukan dalam skema klaster atau demonstrasi plot yang menyesuaikan dengan kebiasaan lokal petani, termasuk jenis varietas dan perlakuan lahan.
Tujuannya, membangun basis data karakteristik wilayah yang bisa dijadikan acuan saat ekspansi dilakukan.
"Database berbasis klaster ini akan berguna saat teknologi diperluas ke daerah lain yang memiliki kondisi serupa," kata dia.
Baca juga: PT Petani Milenial Sleman kembangkan budidaya pepaya california
Baca juga: Indonesia-Jepang siap menjajaki kerja sama teknologi pertanian
Baca juga: Malaysia ingin belajar teknologi pertanian dengan Indonesia
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025