Dorong gastrodiplomasi, KBRI Kairo dukung usaha kopi RI di Mesir

Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir, mendorong strategi diplomasi dengan kuliner (gastrodiplomasi) antara lain dengan mendukung pengembangan usaha kopi asal Indonesia di negara itu.

Dukungan itu ditunjukkan melalui kehadiran dan dukungan moral dari Duta Besar RI untuk Mesir, Lutfi Rauf, pada Minggu (14/12) dalam pembukaan kafe Coffee Secret milik Abdel Maboud di Kawasan Dokki, Giza, menurut rilis pers KBRI Kairo pada Rabu.

Kawasan Giza disebut menjadi kawasan elit di mana banyak komunitas WNI tinggal sekaligus menjadi lokasi Sekolah Indonesia Kairo berada.

"Dengan pembukaan kafe ini nantinya akan menambah cita rasa dan perbendaharaan menu ragam kopi yang ditawarkan kepada para pelanggan, baik bagi para penikmat kopi robusta dan arabika yang ada di Mesir," kata Lutfi dalam sambutannya.

Lutfi mengatakan dengan keramahan warga Mesir, dia berharap hal itu dapat menjadi modal yang baik untuk meningkatkan arus penjualan kopi yang dikelola oleh kedai kopi tersebut, yang juga menyajikan berbagai macam kopi dari Indonesia.

Atase Perdagangan KBRI Kairo M. Syahran Bhakti menambahkan bahwa pembukaan kafe juga diharapkan dapat mendukung upaya positif diplomasi kuliner Indonesia di Negeri Seribu Menara tersebut.

Ahmed Ehab Abdel Maboud, pemilik kedai kopi Coffee Secret, menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas dukungan Dubes RI dan jajaran KBRI karena telah membantu pengembangan bisnis kopi di Mesir, yang dulunya kedai kopi kecil menjadi kafe yang berkembang di kawasan elit Mesir tersebut.

Sementara itu, Hazem Kamel, Direktur Utama Coffee Beans Company selaku pemasok kopi ke kedai Coffee Secret menerangkan bahwa perusahaannya telah mengimpor biji kopi robusta dari Indonesia dengan nilai pembelian rata-rata senilai 5 juta dolar AS (sekitar Rp83,43 miliar) per tahun.

Sementara, kedai kopi Coffee Secret telah mengonsumsi dua kontainer biji kopi dari total impor tersebut dengan nilai pembelian hingga 200 ribu dolar Amerika (sekitar Rp3,33 miliar).