Diplomat: AIMEP 2025 ajang saling belajar Muslim Australia, Indonesia

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Australia di Jakarta menyebut Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia 2025 (AIMEP) sebagai ajang saling belajar dan merasakan kehidupan Muslim di kedua negara.

Hal itu disampaikan Sekretaris Pertama Diplomasi Publik Kedutaan Besar Australia Kris Maslin saat berkunjung ke Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 di Tangerang, Banten, pada Kamis.

Dia menilai program tersebut sangat penting karena benar-benar menunjukkan bagaimana pengalaman, nilai, dan keyakinan bersama dapat membangun jembatan di antara kedua negara.

"Hal ini dapat memperkuat jaringan, dan kami sangat berharap melalui program AIMEP terjalin persahabatan yang abadi," kata Maslin.

Dia juga berharap AIMEP memberi peserta kesempatan untuk melihat lebih dalam tentang kesamaan kedua negara, termasuk kehidupan warga Muslim.

"Benar-benar melihat bahwa kita berdua sangat mirip sebagai negara yang kaya akan keragaman dan multikultural," katanya.

AIMEP dibentuk pada 2002 oleh pemerintah Australia lewat Australia-Indonesia Institute.

Tujuh peserta AIMEP 2025 dari Australia melakukan kunjungan ke Indonesia selama 15-26 September dalam rangka mempererat hubungan dan persahabatan serta mempromosikan pemahaman antarbudaya dan antaragama secara mendalam.

Selama di Jakarta dan Makassar, mereka didampingi 12 peserta dari Indonesia dan akan melakukan pertemuan dengan organisasi keagamaan terkemuka, pejabat pemerintah, kunjungan ke pesantren serta berinteraksi dengan organisasi masyarakat setempat.

Salah satu peserta adalah Iman Balla, staf senior di Departemen Perdana Menteri dan Kabinet Victoria. Dia mengaku sangat senang bisa mempelajari lebih lanjut tentang Indonesia yang disebutnya "mitra diplomatik Australia yang sangat kuat."

"Kita memiliki banyak hal untuk dilakukan dan tumbuh bersama di sektor pendidikan, perdagangan, olahraga, dan sebagainya. Indonesia sangat inklusif terhadap berbagai budaya dan orang-orang dari berbagai agama. Dan itu sangat penting bagi keberhasilan masyarakat pluralistik," katanya.

Balla menginginkan lebih banyak kesempatan bagi Muslim Australia dan Indonesia untuk berkolaborasi dan belajar satu sama lain.

"Saya pikir, ada begitu banyak hal yang dapat kita pelajari dari negara mayoritas Muslim ini," ucapnya.

Dia juga berpesan kepada para pelajar Indonesia untuk percaya dan yakin pada diri sendiri sebab perubahan dimulai dari dalam diri.

"Perubahan apa pun yang ingin Anda lihat di dunia, Anda adalah orang yang dapat memulai perubahan itu. Kita perlu mulai berpikir melampaui diri kita sendiri dan memikirkan komunitas dan dunia, serta dampak positif apa yang dapat kita berikan untuk membantu generasi saat ini dan generasi mendatang," katanya.

Sementara itu, Luke Gibson, staf bidang industri di Serikat Pekerja Transportasi Australia, menilai bahwa Indonesia memiliki keunikan, yaitu semangat kerelawanan.

"Semangat kerelawanan adalah sesuatu yang, sejauh yang saya tahu, sepenuhnya unik di Indonesia. Saya pikir, Indonesia memang memiliki semangat itu dan itulah salah satu alasan mengapa negara ini mengalami pertumbuhan yang begitu pesat," kata dia.

Baca juga: Kunjungi Indonesia, AIMEP berharap eratkan hubungan RI-Australia
Baca juga: Alunan angklung meriahkan promosi kuliner Indonesia di Melbourne

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |