Jakarta (ANTARA) - Partisipasi Indonesia dalam Festival Culture and Art Jordan 2025 menghadirkan wajah yang berbeda dari sekadar diplomasi budaya.
Di tengah dominasi pertunjukan negara-negara besar yang datang dengan dukungan institusi dan dana negara, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Hj. Amanah Asri hadir sebagai representasi rakyat biasa yang bersahaja tapi penuh makna.
Bukan karena keterbatasan, melainkan sebagai bentuk kesadaran akan kekuatan budaya akar rumput yang sesungguhnya.
Didorong oleh semangat kolaborasi lintas daerah dan latar belakang, mereka datang membawa warisan budaya yang bukan hanya ditampilkan, tetapi juga dihidupkan kembali dalam konteks global yang lebih relevan dan berdampak.
Festival yang berlangsung selama dua bulan penuh di kota-kota bersejarah Jordania seperti Jerash dan Petra itu diikuti 67 negara, menjadikannya sebagai salah satu panggung budaya paling inklusif di kawasan Timur Tengah.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Hj. Amanah Asri resmi diundang Pemerintah Jordania untuk berpartisipasi dalam festival budaya internasional berskala global tersebdan Indonesia hadir pada 24 Juli-2 Agustus 2025.
Pada kesempatan itu, Indonesia hadir dengan semangat menyampaikan nilai-nilai budaya bukan sebagai hiburan semata, tetapi sebagai tawaran peradaban yang berakar pada kearifan lokal, inovasi ekologis, dan semangat gotong royong.
Angklung, tarian tradisional, dan peragaan busana dari bahan tekstil berbasis limbah rempah-rempah menjadi elemen utama penampilan Indonesia.
Komposisi delegasi mencerminkan keberagaman sosial Indonesia. Ada Komunitas Angklung Giri Svara, komunitas Dayak dari Kalimantan Timur, UMKM dari Sumatra Barat, serta komunitas perajin tas dari Banten.
Baca juga: Tokoh wastra sebut peran ibu dukung kemajuan industri fesyen
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.