Beijing (ANTARA) - China menyebut kerja sama BRICS dapat tumbuh menjadi "jantung utama" kerja sama negara-negara berkembang atau juga sering disebut sebagai kelompok negara "Global South" (Selatan Global).
"Kami menyambut sembilan negara yang telah bergabung dalam keluarga BRICS bersama China. BRICS menjadi 'jantung utama' kerja sama Selatan Global, 'mesin' pertumbuhan dan kita harus membuat BRICS lebih besar dan kuat, sehingga momentum bagi negara selatan global untuk maju dapat lebih bisa dilakukan," kata Menlu Wang Yi dalam konferensi pers tahunan di Beijing pada Jumat.
Konferensi pers tersebut merupakan bagian dari rangkaian sidang parlemen China "Dua Sesi" pada 4-11 Maret 2025 yang membahas soal kinerja pemerintah China pada 2024 dan rencana kerja pemerintah untuk 2025.
BRICS didirikan pada 2009 dengan anggota Brasil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan yang bergabung pada 2011, yang kemudian akronim dibentuk dari huruf pertama negara anggota tersebut.
BRICS saat ini terdiri dari 10 negara yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran dan Uni Emirat Arab meski tetap menggunakan nama BRICS.
"Pada awal tahun ini, Indonesia menjadi anggota penuh BRICS, dan saya ingin mengucapkan selamat," tambah Wang Yi.
Wang Yi menyebut saat ini di dunia "angin" tengah bertiup ke selatan dan belahan bumi selatan adalah simbol paling tampak pada era ini.
"Saat ini, belahan bumi selatan menyumbang lebih dari 40 persen dari total ekonomi dunia dan berkontribusi 80 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, sekaligus menjadi kekuatan utama dalam menjaga perdamaian internasional, mendorong pembangunan dunia dan meningkatkan tata kelola global," ungkap Wang Yi.
Dalam satu abad terakhir, Wang Yi menyebut terjadi perubahan bersejarah dalam hubungan antara Timur dan Barat maupun Utara dan Selatan.
"Bila kita melihat ke masa depan, belahan bumi selatan adalah kunci untuk menstabilkan dan memperbaiki dunia. Belahan bumi selatan harus bersatu," tegas Wang Yi.
Selain China yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organization, ada juga Brazil yang mengetuai BRICS dan Afrika Selatan memegang presidensi G20 tahun ini.
"Kita harus membuat suara yang satu di arena internasional, menjaga kepentingan bersama, dan terus meningkatkan representasi dan suara kita dalam tata kelola global," ungkap Wang Yi.
China, kata Wang Yi, otomatis menjadi anggota belahan bumi selatan karena memiliki kesamaan sejarah termasuk semangat anti-kolonial dan anti-hegemoni serta misi bersama untuk pembangunan dan kemajuan bersama.
"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, China akan peduli dengan negara-negara belahan bumi selatan, yang berakar di belahan bumi selatan, dan bekerja sama dengan negara selatan lain untuk membuat babak baru dalam sejarah pembangunan manusia" tambah Wang Yi.
Indonesia sendiri diumumkan sebagai negara anggota tetap BRICS pada 6 Januari 2025 oleh Brasil sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini.
Secara akumulasi, populasi penduduk BRICS mencakup 43 persen populasi dunia. Adapun nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global. BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global, mencakup seperlima dari perdagangan global.
Baca juga: Rusia: RI di BRICS berperan penting satukan Timur-Selatan Global
Baca juga: Menlu Sugiono: Reformasi multilateral jadi prioritas diplomasi RI
Baca juga: Mengangkat nilai ekonomi negara selatan global
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025