Jakarta (ANTARA) - Pemimpin eksekutif (CEO) perusahaan rintisan AI Perplexity Aravind Srinivas menyampaikan otomatisasi penuh pekerjaan eksekutif dapat terjadi saat teknologi generatif kecerdasan buatan (AI) berkembang menjadi agen AI.
Srinivas merujuk Comet, peluncur AI generasi berikutnya dari Perplexity yang dirancang untuk menangani operasi multi-tugas yang kompleks.
Dalam siniar The Verge, Decoder, dilansir dari Gizmodo, Senin, Srinivas mengatakan agen AI dapat merevolusi berbagai peran.
Baca juga: Perplexity luncurkan aplikasi "browser" Comet untuk pengguna Windows
Dia mencontohkan, "misalnya dalam rekrutmen, AI berpotensi digunakan untuk menyusun daftar lulusan teknik terbaik dari universitas terkemuka yang sebelumnya terdaftar pernah bekerja di perusahaan teknologi".
Selanjutnya, menurut Srinivas, AI dapat mengumpulkan informasi kontak sejumlah kandidat, menyusun email personalisasi secara massal, dan mengintegrasikan ke dalam Google Sheet, lengkap dengan tautan LinkedIn, hingga menjadwalkan pertemuan informal.
Ia optimistis, dengan tingkat kecanggihan AI generasi selanjutnya ini, proses rekrutmen dapat diringkas durasinya menjadi satu pekan, dengan fokus mencari dan mendekati kandidat yang diharapkan.
Baca juga: Perplexity akan buka akses peramban Comet bagi pengguna Windows
Selain rekrutmen, Srinivas mencontohkan bahwa Comet juga dapat berfungsi sebagai asisten terintegrasi dengan aplikasi seperti Gmail dan Google Calendar.
Dia mengatakan Comet mampu mengelola penjadwalan, mengakses dan memperbarui aplikasi pengolah data (spreadsheet), menindaklanjuti kandidat, memberikan penanda status respons atau proses rekrutmen yang sedang berjalan, menyelesaikan dan menjadwalkan obrolan, serta memberikan pengingat untuk rapat.
Baca juga: Apple pertimbangkan akuisisi startup kecerdasan buatan Perplexity AI
Dalam visinya, AI dapat menyelesaikan pekerjaan yang membosankan, sementara manusia mendapatkan lebih banyak waktu untuk bersantai dan menelusuri X atau media sosial apapun yang mereka suka.
Ia meyakini kemajuan dalam model penalaran, seperti GPT-5 atau Claude 4.5, akan memungkinkan otomatisasi penuh "pekerjaan membosankan" itu dalam waktu enam bulan hingga satu tahun.
"Saya cukup yakin enam bulan hingga satu tahun dari sekarang, itu bisa melakukan semua itu," kata Srinivas.
Baca juga: Perplexity AI bisa berfungsi di WhatsApp, begini cara menggunakannya
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.