Jakarta (ANTARA) - Center of Economic and Law Studies (Celios) menyatakan kenaikan impor Januari-September 2025, dengan andil utama peningkatan pembelian barang modal menjadi sinyal positif ekspansi yang dilakukan industri dalam negeri.
"Impor barang modal sinyal adanya ekspansi industri," kata Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira Adhinegara dihubungi di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dampak kenaikan impor barang modal ini akan dirasakan hasilnya dalam tiga sampai enam bulan ke depan, berupa peningkatan kapasitas produksi.
Adapun untuk sektor industri yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekspansi dan kapasitas produksi, lanjut Bhima yaitu, industri kima, farmasi, serta industri besi dan baja.
Guna membantu industri meningkatkan daya saingnya, ia menyampaikan perlu adanya insentif pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk impor barang modal, insentif pajak bumi bangunan, serta pengurangan tarif listrik guna memacu utilitas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami keuntungan atau surplus selama 65 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020, dengan nilai keuntungan kumulatif Januari-September 2025 sebesar 33,48 miliar dolar AS atau sekitar Rp558 triliun.
Keuntungan kumulatif yang diperoleh Indonesia sejak awal tahun hingga September 2025 ini berasal dari total ekspor sebesar 209,8 miliar dolar AS atau Rp3,49 kuadriliun dan impor di periode yang sama sebanyak 176,32 miliar dolar AS atau Rp2,93 kuadriliun.
Impor periode Januari-September 2025 naik 2,62 persen secara tahunan, dengan andil utama peningkatan oleh impor barang modal sebesar 3,36 persen.
Menurut penggunaannya, impor yang dilakukan oleh Indonesia pada periode tersebut digunakan untuk bahan baku atau penolong sebesar 124,4 miliar dolar AS atau Rp2 kuadriliun, barang modal 35,9 miliar dolar AS atau Rp598 triliun, dan barang konsumsi 16,02 miliar dolar AS atau Rp267 triliun.
Baca juga: Celios dorong penguatan industri besi hingga mamin jaga ekspor RI
Baca juga: Ekonom: RI perlu daya tawar lebih agar AS beri tarif rendah bagi sawit
Baca juga: Celios: Magang bergaji UMP harus percepat transisi ke pekerjaan formal
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































