Catur Indonesia dalam lanskap 200 tahun keabadian

4 hours ago 2

Bekasi (ANTARA) - Museum adalah kapsul waktu yang mengabadikan sebuah momen penting yang masuk dalam lanskap sejarah.

Sebagai negara besar, Indonesia mempunyai ribuan jejak sejarah emas di bidang olahraga yang harus disimpan dan terus dinarasikan kepada generasi-generasi berikutnya. Narasi tersebut tergantung pada ruang "kapsul waktu" yang kita sebut sebagai museum.

Tercatat museum olahraga pertama Indonesia di bangun pada tahun 1980 yang diprakarsai Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Museum Olahraga yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta menjadi pondasi awal museum yang menyimpan dokumen saksi bisu prestasi atlet, peralatan dan perlengkapan yang kini menjadi aset penting sejarah olahraga Indonesia.

Diresmikan pada 20 April 1989, Museum Olahraga yang mempunyai luas bangunan 3.000 meter persegi menjadi pondasi untuk menumbuhkan museum-museum olahraga lainnya yang berfungsi untuk terus merawat momen penting sejarah olahraga di Indonesia.

Di olahraga catur, kini barulah tongkat estafet bernama museum lahir. Bagi siapapun yang ingin berwisata sejarah tentang catur, sekiranya cukup menempuh waktu sekitar satu jam menggunakan kendaraan bermotor dari Jakarta, atau sekitar satu jam lebih 15 menit dengan menggunakan transportasi umum.

Museum Catur Indonesia yang difungsikan sebagai pusat dokumentasi dan edukasi sejarah hingga perkembangan catur Indonesia terletak di Jl Raya Siliwangi Nomor 15, Sepanjang Jaya, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat.

Museum ini lahir atas prakarsa Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) untuk memperkenalkan olahraga catur ke kalangan luas.

Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto saat dalam peluncuran Museum Catur Indonesia, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/02/2025). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)

Catur dalam lanskap 200 tahun keabadian

Seperti mesin waktu, Museum Catur Indonesia menyuguhkan pengalaman sejarah melalui narasi-narasi yang dikemas dalam bentuk virtual.

Di sini pengunjung akan mengetahui mengenai perkembangan catur di Indonesia mulai dari era awal masuk hingga era modern atau saat ini.

Catur pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda pada dua abad lalu atau tepatnya pada tahun 1915.

Tonggak awal catur di ibu pertiwi ditandai dengan munculnya sejumlah klub catur yang menjamur di wilayah Surabaya, Magelang, Yogyakarta, dan Bandung.

Puncaknya berdirilah Perkumpulan Catur Belanda Indonesia atau Nederlandsch Indische Schaakbond (NISB) di Yogyakarta, yang menjadi embrio PB Percasi.

Memasuki era pra-kemerdekaan tepatnya tahun 1938, jumlah pecatur Indonesia masih sedikit dan masih didominasi oleh pecatur asal Belanda.

Catur sempat mati suri ketika Jepang masuk menjajah Indonesia pada tahun 1942.

Di tahun 1945, meski kondisi perang bersenjata terus memanas tapi kegiatan catur mulai menjamur kembali di kalangan masyarakat terutama di pulau Jawa.

Tiga tahun kemudian, catur tumbuh kian pesat di kalangan masyarakat hingga menciptakan organisasi Persatuan Tjatoer Seluruh Indonesia (Pertjasi).

Namun karena situasi tidak pasti karena masuk masa peralihan kepemimpinan, Percasi baru ditetapkan sebagai induk olahraga pada 17 Agustus 1950.

Baru pada tahun 1955, ketika kedudukan induk dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta, Percasi bertransformasi menjadi PB Percasi dan mulai bergeliat di panggung internasional. Lima tahun kemudian PB Percasi secara resmi masuk dalam Federasi Catur Internasional atau FIDE.

Di Museum Catur Indonesia, para pengunjung akan mendapatkan edukasi tak hanya sejarah perkembangan catur Indonesia yang telah melahirkan begitu banyak grand master (GM), tapi juga dapat memperoleh pengalaman untuk mengeksplorasi sejarah catur dunia yang disebut berasal dari India dan baru menyebar ke wilayah barat tersebut.

Dengan kehadiran museum ini yang menjadi lanskap sejarah catur, Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto berharap banyak kalangan yang terinspirasi untuk bermain catur.

"Intinya kalau orang kayak saya berharap dari museum ini banyak orang lebih terinspirasi (bermain catur). Membaca buku sudah menjadi bagian yang sangat sulit sekarang, tapi melihat dengan visual, itu jauh lebih mengena oleh sebab itu museum ini hadir," kata Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto.

Para pengunjung berfoto dengan koleksi Museum Catur Indonesia, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/02/2025). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)

Sarana edukasi

Museum Catur Indonesia mempunyai beragam koleksi menarik salah satunya yakni ragam papan catur yang menyajikan kultur masing-masing daerah seperti papan catur etnis Sunda, Jawa hingga Bali. Juga terdapat replika papan catur tertua di dunia yang ditemukan oleh arkeolog Amerika Serikat John Oleson.

Lalu terdapat beragam jenis papan catur yang menampilkan unsur budaya dari Rusia hingga China.

Di museum ini, pengunjung juga dapat melihat sejumlah momen reka ulang sejarah catur Indonesia seperti pertandingan panas antara GM Utut Adianto menghadapi pecatur Rusia GM Anatoly Karpov dalam laga bertajuk "Clash of Titans Match".

Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya mengatakan bahwa museum ini merupakan bentuk respons dari PB Percasi untuk mengenalkan olahraga catur kepada seluruh kalangan dengan kemasan yang lebih menyenangkan.

Terlebih saat ini menjadi sebuah tantangan tersendiri melihat lini masa informasi yang telah merambah ke dunia virtual.

"Jadi kalau museum kan kesannya membosankan, apalagi catur, nah itu tantangan kami ke depan...Saya ingin catur dan museum ini menjadi menyenangkan lewat program belajar dari anak-anak yang kecil untuk belajar di sini dengan program-program. Jadi ini rumah pembelajaran sebenarnya, ini yang kami kembangkan terus," kata Eka Putra Wirya.

Museum Catur Indonesia dengan mengusung kampanye "akur berturut membaur dengan catur" ini sudah dapat dikunjungi oleh wisatawan secara gratis mulai hari Senin hingga Jumat pukul 15.00 - 17.00 WIB.

Nantinya seusai peluncuran resmi pada 30 April mendatang, Museum Catur Indonesia direncanakan akan mempunyai durasi operasional lebih lama.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |