Jakarta (ANTARA) - Representasi LALIGA di Indonesia Almudena Gomez membuka pintu jalinan kerja sama dengan PT Liga Indonesia Baru selaku operator liga dan PSSI dalam mengembangkan teknologi dalam sepak bola.
"Ini adalah sesuatu yang kami senang untuk bagikan pengetahuan kami dengan pemangku kebijakan di Indonesia, klub, broadcaster lokal, liga lokal, dan federasi (PSSI). LALIGA hadir di Indonesia, harapan dan tujuan kami adalah untuk tetap mengembangkan industri sepak bola di pasar bersama dengan pemangku kebijakan di sini," kata Almudena pada acara LALIGA ExtraTime dengan tema Teknologi Olahraga dan Anti Pembajakan Audiovisual di Jakarta Selatan, Rabu.
Kedua topik yang dibahas pada acara ini merupakan fokus LALIGA. Terkait pembajakan audiovisual, LALIGA sedang gencar untuk membasmi penyiaran ilegal. Sementara, terkait teknologi olahraga, LALIGA juga ingin mendorong klub-klub untuk menggunakan teknologi, seperti AI.
LALIGA mengoptimalkan penggunaan big data dan AI untuk meningkatkan efisiensi, mulai dari integrasi Microsoft Copilot, aplikasi perusahaan, hingga dasbor PowerBI, yang menghasilkan hasil maksimal. Teknologi canggih seperti Tyche 3.0 untuk pemantauan pertandingan, serta Blackhole, Marauder, dan Lumière untuk melawan pembajakan ilegal.
Dalam industri penyiaran, selain melawan pembajakan, LALIGA juga berfokus pada peningkatan kualitas siaran, seperti pengembangan kamera sinematik, FanCam, SkyCam, drone, dan kamera taktis untuk memberikan pengalaman menonton pertandingan sepak bola yang berbeda dibandingkan dengan kompetisi lainnya.
Di musim ini, LALIGA kembali menarik perhatian dengan peluncuran Alex, influencer sepak bola virtual pertama yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang juga turut hadir di acara ini.
“Kami ingin menekankan pentingnya dua industri besar, teknologi dan sepak bola. Di LALIGA, kami meyakini bahwa liga dan klub yang mendukung perubahan teknologi, serta mampu memahami peluang yang ada, baik dari sisi teknologi maupun perilaku pengguna, akan menjadi pemimpin dalam industri olahraga," kata Almudena.
Tiga perwakilan klub Spanyol, Espanyol, Atletico Madrid, dan Sevilla yang hadir melalui rekaman video setuju bahwa teknologi penting dalam olahraga, terutama dalam perkembangan atlet dan inovasi digital.
Baca juga: Sevilla buka peluang datangkan pemain asal Indonesia
“Kami berpegang pada tiga pilar strategis di RCD Espanyol. Pertama, meningkatkan kinerja tim dengan dukungan teknologi yang inovatif. Kedua, memperkuat keterlibatan penggemar untuk terhubung langsung dengan kami. Ketiga, mengoptimalkan biaya internal melalui transformasi digital.
Dengan berinvestasi pada ekosistem digital yang berkualitas tinggi, termasuk platform OTT, kami terus membawa klub ini ke level selanjutnya,” kata Rodrigo Manuelo selaku Chief Technology Officer RCD Espanyol.
Sevilla FC menggunakan AI untuk pencarian bakat dan mereka memiliki alat yang dikembangkan sendiri, alat scouting cerdas yang memanfaatkan teknik AI konvensional dan Gen AI, yaitu Scout Advisor. Sementara itu, Atletico memanfaatkan teknologi seperti Mediacoach untuk menganalisis performa pemain secara detail, baik untuk tim utama maupun dalam pengembangan talenta di akademi.
Kemajuan teknologi dalam industri olahraga telah sangat membantu para pelatih sepak bola, termasuk seperti yang dilakukan pelatih timnas U-17 Indonesia Nova Arianto yang juga hadir dalam acara ini.
“Salah satu inovasi yang digunakan saat ini adalah GPS, yang memungkinkan pemantauan performa pemain secara mendetail. Dengan teknologi ini, tim dapat menganalisis berbagai aspek kinerja, termasuk jarak tempuh saat berlari. Data ini sangat berguna dalam menilai daya tahan dan kekuatan pemain secara lebih akurat,” ujar Nova yang sedang mempersiapkan timnas U-17 ke Piala Asia U-17 2025 itu.
Lebih lanjut, perwakilan Persib Bandung yang hadir di acara ini, Direktur Olahraga PT Persib Bandung Bermartabat Adhitia Hermawan, membagikan terobosan teknologi dalam sepak bola dalam hal memperkuat basis penggemar.
“Persib Bandung percaya bahwa fans, klub dan pemain tidak dapat dipisahkan. Memiliki jutaan fans, membutuhkan sebuah platform untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi, dan teknologi adalah jawabannya. Memaksimalkan penggunaan teknologi dapat memastikan tidak adanya barrier atau penghalang di antara fans, klub dan juga pemain,” kata Adhitia.
Baca juga: LIB belajar pengelolaan kompetisi dari La Liga
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025