Garut (ANTARA) - Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyatakan kasus adanya keracunan makanan yang diduga dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat harus jadi pelajaran semua pihak agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.
"Itu kan kita juga tidak ingin ya, cuma itu harus jadi pelajaran bagi semuanya," kata Abdusy Syakur kepada wartawan di Garut, Jumat.
Pernyataan Bupati tersebut menanggapi adanya ratusan siswa SD, SMP, dan SMA sederajat yang mengeluhkan sakit pusing, dan muntah setelah diduga menyantap makanan MBG di sekolahnya.
Adanya kasus itu, Bupati menyampaikan prihatin dan meminta pihak berwenang untuk menindaklanjuti persoalan tersebut agar tidak terjadi lagi.
"Ya, kita minta ke pihak berwenang untuk menindaklanjuti saja," katanya.
Ia mengatakan pemerintah daerah secepatnya akan mengkomunikasikan dengan pihak Badan Gizi Nasional (BGN) yang berwenang dalam melaksanakan program MBG tersebut.
Secara aturan, kata dia, pelaksanaan MBG tersebut terdapat sejumlah petugas yakni manajer kemudian ada yang bertugas menjamin gizi dan mutunya.
"Yang menjamin gizi dan mutunya itu semuanya merupakan kewenangan daripada BGN," katanya.
Ia menyampaikan Pemkab Garut dalam mendukung program tersebut hanya menyediakan tempat untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang saat ini baru ada 58 SPPG dari yang seharusnya terdapat 300 SPPG untuk menyediakan MBG bagi kalangan pelajar.
"Ini kan masih berproses ya, di Garut ini mestinya 300 SPPG, tapi baru 58," katanya.
Terkait sistem pengawasan makanan yang ideal, kata dia, perlu dilakukan karena sebagai penerima manfaat berharap program MBG tepat sasaran dan sesuai harapan pemerintah.
"Seperti apa bentuk komunikasi pengawasan yang ideal, karena kita (Pemkab Garut) tidak bisa lepas tangan karena penerima manfaat masyarakat," katanya.
Baca juga: Mensesneg minta maaf dan janji pulihkan korban keracunan MBG
Sebelumnya, sejumlah siswa mengeluhkan sakit seperti pusing, mual, dan muntah-muntah setelah menyantap makanan yang disajikan di sekolahnya yakni MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, dan SMP Siti Aisyah, kemudian SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora pada Selasa (16/9).
Kondisi siswa tersebut terus berlanjut yang puncaknya pada Rabu (17/9) siswa harus mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Kadungora yang tercatat sebanyak 194 siswa mengalami gejala keracunan makanan dengan rincian 177 siswa gejala ringan, dan 19 siswa harus dirawat secara intensif.
Baca juga: 42 ribu siswa di Palangka Raya nikmati program MBG
Baca juga: Wali Kota Makassar tinjau dapur MBG di Pulau Barrang Lompo
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.