Buka kelas di Cape Town, Mendikdasmen: BIPA penting di luar negeri

1 month ago 13

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan penyelenggaraan kelas Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) di luar negeri memainkan peran penting, baik bagi pemerhati bahasa, diaspora Indonesia maupun masyarakat internasional.

Mu’ti menyampaikan pesan tersebut saat menghadiri pembukaan kelas BIPA di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town, Afrika Selatan.

“Bahasa Indonesia merupakan bahasa diplomasi sekaligus bahasa persahabatan yang mendekatkan masyarakat lintas negara,” kata Mendikdasmen Mu'ti dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Rabu.

Salah satu peran penyelenggaraan Program BIPA, kata dia, ialah meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia bagi pemerhati bahasa, diaspora Indonesia, dan masyarakat internasional di luar Indonesia agar lebih mahir dan percaya diri berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

Kedua, Mu'ti juga mengatakan Program BIPA memperkuat peran bahasa Indonesia dalam diplomasi antarbangsa, mengingat bahasa ini telah diakui sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO.

Ketiga, ia berpendapat Program BIPA juga dapat memperkenalkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengungkap keindonesiaan, baik dari unsur budaya maupun ilmu pengetahuan, antara lain, melalui karya sastra, karya ilmiah, dan tradisi lisan, seperti pantun.

“Seseorang yang bisa berbicara bahasa Indonesia, dapat pula berkomunikasi dengan sekurang-kurangnya warga di lima negara selain Indonesia, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam serta sebagian warga di Singapura, Filipina, dan Thailand,” imbuhnya.

Ia menambahkan Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu bahasa populer di Australia sehingga telah diajarkan sejak 1986.

Baca juga: Tingkatkan penutur Bahasa Indonesia, program BIPA dibuka di Rusia

Mu'ti berharap dengan belajar Bahasa Indonesia melalui program BIPA, warga dunia semakin mengenal bangsa dan budaya Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Konsul Jenderal RI di Cape Town Tudiono menjelaskan program BIPA di Cape Town telah berlangsung sejak 2022 melalui kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen.

Setiap kelas, lanjutnya, diikuti 20–50 peserta, dan pada periode ini terdapat 35 peserta yang terbagi ke dalam enam kelas serta satu kelas khusus anak-anak.

Karena dilaksanakan secara daring, peserta tidak hanya berasal dari Afrika Selatan, tetapi juga dari Inggris dan Peru.

Ia menerangkan pemelajar yang terdaftar ialah termasuk keturunan diaspora Indonesia serta pewaris tokoh bersejarah, seperti Syekh Yusuf Al-Makassari dan Tuan Guru yang berjasa memperkenalkan Islam di Afrika Selatan.

Tudiono pun menegaskan cakupan pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut tidak sekedar menguasai bahasa, namun juga menjembatani hubungan sosial, budaya, dan sejarah Indonesia dan Afrika Selatan.

Sebagai informasi, diaspora Indonesia yang dikenal sebagai Cape Malay berjumlah lebih dari 330 orang dan memiliki peran strategis sebagai penghubung kedua negara.

Baca juga: BIPA di Korea: Upaya imbangi budaya Korea di Indonesia

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |