Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat karakterisasi ilmiah terhadap tsunami berdasarkan penyebabnya, baik dari mekanisme gempa tektonik maupun nonseismik letusan gunung api yang dipetakan demi meningkatkan ketepatan identifikasi sumber bencana juga mitigasi.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Purna Sulastya Putra saat ditemui di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa masing-masing jenis tsunami termasuk di wilayah Indonesia memiliki ciri khas dalam hal panjang gelombang, daya jangkau, serta karakteristik endapannya.
“Tsunami akibat longsoran, seperti di Palu atau Anak Krakatau, umumnya punya gelombang pendek dan jangkauan terbatas. Sementara tsunami tektonik bisa menjangkau daratan yang jauh lebih luas seperti di Aceh-Nias pada 2004,” jelasnya.
Baca juga: BNPB petakan desa-desa pesisir Trenggalek rawan tsunami
Purna menyebutkan bahwa dengan memahami perbedaan karakteristik endapan dari dua sumber ini, peneliti dapat lebih akurat dalam menganalisis kejadian tsunami purba, terutama di daerah yang tidak memiliki catatan sejarah tertulis.
Saat ini, tim BRIN sedang mengkaji dua peristiwa besar yakni tsunami Palu 2018 dan tsunami dari letusan Gunung Anak Krakatau. Dari kedua contoh tersebut, diambil parameter geologi untuk membedakan mekanisme pembentukan gelombangnya.
Baca juga: BRIN: Tsunami di selatan Jawa berpotensi terulang 200 tahun ke depan
“Pendekatan ini sangat penting dalam upaya mitigasi, karena akan membantu merancang sistem peringatan dini yang lebih sesuai dengan karakter sumber ancaman di setiap wilayah,” katanya.
Menurut dia, pemetaan jenis tsunami secara geologi juga dapat memperkaya basis data nasional dalam perencanaan pembangunan kawasan pesisir berbasis risiko yang memang sudah sangat dibutuhkan oleh Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada dalam lingkar cincin api pasifik.
Baca juga: Temukan bukti tsunami purba, BRIN soroti pembangunan di sekitar YIA
Baca juga: Peneliti BRIN: Peta Batimetri bantu kumpulkan data prediksi tsunami
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.