Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan sikap investor, yang wait and see akibat ketidakstabilan perekonomian global, telah menyebabkan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya sebesar 2,12 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I 2025.
Ia menuturkan pertumbuhan PMTB tersebut melambat dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya atau triwulan IV 2024 sebesar 5,03 persen yoy, maupun pencapaian triwulan I 2024 sebesar 3,78 persen yoy.
"PMTB relatif melambat karena investor kemungkinan masih wait and see dengan perkembangan ekonomi global dan biasanya memang awal tahun juga relatif tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan kuartal-kuartal berikutnya," kata Amalia di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan penyebab melambatnya pertumbuhan PMTB secara kuartalan (quarter-to-quarter/q-to-q) dibandingkan triwulan IV 2024 adalah penurunan permintaan di seluruh jenis barang modal.
Baca juga: BPS sebut ekonomi RI tumbuh 4,87 persen pada triwulan I 2025
Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa PMTB masih tumbuh positif secara tahunan berkat peningkatan impor barang modal, khususnya jenis mesin dan kendaraan.
Lebih lanjut, Amalia menjelaskan subkomponen PMTB yang tetap tumbuh kuat adalah mesin dan perlengkapan serta kendaraan.
Selain itu, investasi bangunan gedung juga masih tumbuh dengan baik.
"Mesin dan perlengkapannya tumbuh positif sekitar 7,95 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal I 2024. Nah, bangunan ini (tumbuh) relatif melambat 1,35 persen (yoy)," ujarnya.
Walaupun sejumlah subkomponen mengalami pelemahan pertumbuhan, ia menyatakan perlambatan pertumbuhan PMTB tersebut tidak separah kuartal lainnya selama lima tahun terakhir, misalnya pertumbuhan PMTB pada triwulan I 2023 sebesar 1,53 persen yoy.
Ia juga menuturkan pertumbuhan PMTB selama 2020 jauh lebih rendah, bahkan mencapai angka minus, yakni 8,61 persen yoy pada kuartal II, -6,48 persen yoy pada kuartal III, dan -6,15 persen yoy pada kuartal IV.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 persen yoy pada triwulan I 2025 dengan realisasi produk domestik bruto (PDB) atas Dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.665,9 triliun dan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) senilai Rp3.264,5 triliun.
"Bila dibandingkan dengan triwulan I 2024 atau secara q-to-q, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 0,98 persen," imbuh Amalia.
Baca juga: Ekonom: Ekonomi RI tunjukkan ketahanan di tengah perlambatan global
Baca juga: Airlangga: Pertumbuhan ekonomi RI nomor dua tertinggi di kelompok G20
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025