BPOM sebut kolaborasi jadi kunci wujudkan hilirisasi obat bahan alam

13 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyampaikan kolaborasi, terutama dari tiga unsur, yakni akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah (academia, business, and government/ABG) merupakan kunci hilirisasi atau pengembangan obat bahan alam.

"Kolaborasi ABG juga dapat diterapkan untuk pengembangan produk inovasi obat bahan alam. Melalui dukungan universitas dan pelaku usaha, hilirisasi produk obat bahan alam dapat menghasilkan produk unggul dan berdaya saing,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar saat menjadi narasumber dalam kuliah umum di Universitas Sebelas Maret (UNS), dikutip di Jakarta, Minggu.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa masing-masing unsur ABG memiliki peran yang berkesinambungan, terutama dalam proses hilirisasi riset herbal nasional. Ia menyebutkan bahwa saat ini BPOM telah menjalin 168 kerja sama dengan perguruan tinggi sebagai bagian dari penguatan unsur akademis.

Taruna juga menyoroti bahwa pengembangan obat bahan alam membutuhkan pendekatan terintegrasi dari hulu hingga hilir, mulai dari standardisasi bahan baku, riset, produksi, hingga akses pasar. Tantangan-tantangan itu, menurut dia, tidak bisa diselesaikan secara parsial. Dengan demikian, diperlukan sinergi lintas sektor yang kuat dan berkelanjutan.

Menutup paparannya, Taruna lalu menegaskan bahwa pengembangan obat bahan alam merupakan langkah strategis menuju kemandirian kesehatan nasional. Inovasi, kata dia, hanya dapat tumbuh melalui kerja bersama.

Taruna juga mengutip pemikiran Theodore Levitt yang mengingatkan pentingnya kreativitas diimbangi dengan tindakan nyata.

“Kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru, inovasi adalah melakukan hal-hal baru," ucapnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono menyampaikan dukungannya terhadap upaya pengembangan obat bahan alam berbasis kolaborasi. Reviono menekankan pentingnya mendorong penelitian herbal di lingkungan kampus sebagai bagian dari inovasi layanan kesehatan.

“Saya ingin mendorong perkembangan penelitian ke arah herbal. Produk herbal yang dihasilkan nantinya bisa didorong untuk digunakan pada pengobatan pasien di rumah sakit,” ujarnya.

Baca juga: BPOM dan BRIN Perkuat Kolaborasi untuk Hilirisasi Riset Obat dan Makanan

Baca juga: BPOM tindak lanjuti 32 obat bahan alam ilegal sepanjang Oktober 2025

Baca juga: BPOM genjot inovasi-kolaborasi riset anti-aging hadapi ekonomi silver

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |