Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan seluruh masyarakat untuk melakukan terapi dengan produk biologi di sarana pelayanan kesehatan yang resmi dan dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
“Masyarakat diimbau untuk melakukan terapi dengan menggunakan produk biologi di sarana pelayanan kesehatan resmi dan dilakukan oleh tenaga medis yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut dia sampaikan terkait dengan temuan dan penindakan yang dilakukan BPOM terhadap sarana peredaran produk turunan sel punca atau sekretom ilegal berupa klinik dokter hewan di Magelang, Jawa Tengah.
Selain itu pihaknya mengajak masyarakat terus meningkatkan pengetahuan mengenai beragam produk obat, begitu pula dengan makanan. Seluruh masyarakat, kata Taruna, sudah sepatutnya menjadi konsumen yang cerdas dan berdaya, sehingga dapat terhindar dari produk berisiko terhadap kesehatan.
Baca juga: BPOM tindak sarana peredaran sekretom ilegal di Magelang
Dalam kesempatan yang sama, Taruna juga mengingatkan masyarakat untuk segera melapor kepada BPOM apabila menemukan dugaan kegiatan distribusi produk biologi yang ilegal di sekitar lingkungannya. BPOM, kata dia, selalu terbuka terhadap laporan masyarakat itu.
“Masyarakat diharapkan segera melapor apabila mengetahui atau menduga adanya kegiatan produksi, penyimpanan, atau distribusi produk biologi ilegal di lingkungannya,” ucap Taruna.
Informasi ataupun laporan itu dapat disampaikan masyarakat kepada BPOM melalui laman lapor.go.id, Contact Center HALOBPOM 1500533, Balai Besar/Balai/Loka POM terdekat, atau aparat penegak hukum setempat, serta beragam akun media sosial resmi milik BPOM.
Baca juga: BPOM ingatkan tanggung jawab pelaku usaha untuk lindungi masyarakat
Baca juga: BPOM siapkan uji laboratorium soal ompreng MBG mengandung minyak babi
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.