Lubuk Basung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat warga daerah itu masih mengungsi hingga saat ini sebanyak 6.206 jiwa yang tersebar di lima kecamatan.
"Ini merupakan data pada Minggu (7/12) pukul 20.00 WIB," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam Rahmat Lasmono di Lubuk Basung, Senin.
Ia mengatakan ke 6.206 orang itu tersebar di Kecamatan Palembayan (1.719 orang), Palupuh (30 orang), Tanjung Raya (3.595 orang), Ampek Koto (245 orang), dan Matur (253 orang).
Baca juga: BPBD: 15.300 warga Agam mengungsi akibat bencana hidrometeorologi
Mereka mengungsi di pengungsian yang telah disediakan di sekolah, masjid, mushala, rumah saudara, dan lainnya. "Mereka mengungsi semenjak kejadian bencana banjir bandang dan longsor pada Rabu (26/11)," katanya.
Ia menambahkan sebelumnya warga yang mengungsi sekitar 15.300 orang dan mereka kembali ke rumah setelah banjir sudah surut.
Selama di pengungsian, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam dan pemerintah nagari mendirikan dapur umum untuk kebutuhan makan mereka selama pengungsian.
"Setidaknya ada 26 dapur umum yang didirikan dan kebutuhan logistik kita didistribusikan," kata Rahmat Lasmono.
Baca juga: BPBD Agam: ratusan warga Labuhan mengungsi melalui laut dampak banjir
Ia mengatakan warga yang berada di daerah terisolir 6.525 orang tersebar di Kecamatan Palembayan, Palupuh, Matur, dan Tanjung Raya. Daerah itu terisolir akibat akses menuju lokasi masih tertimbun tanah longsor dan Pemkab Agam terus berupaya untuk membuka akses ke daerah itu.
"Kami mengerahkan 33 alat berat untuk membersihkan material tanah longsor dan pencarian korban yang masih tertimbun material," katanya.
Bencana tanah longsor, banjir bandang, dan banjir melanda Agam menelan korban jiwa sebanyak 181 orang, hilang 76 orang, dirawat 14 orang, kerugian materi Rp626,07 miliar dan lainnya.
Baca juga: BPBD: Korban meninggal akibat bencana di Agam bertambah jadi 180 orang
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































