Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam akan menarik kembali lahan tidur, atau lahan yang tidak dimanfaatkan selama dua tahun demi percepatan pembangunan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) yang berdaya saing.
Anggota/Deputi Bidang Pengelolaan Lahan, Pesisir, dan Reklamasi BP Batam Syarlin Joyo mengungkapkan bahwa Batam harus menjadi daerah pengembangan industri dan wisata, serta menjadi tujuan investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
"Sesuai arahan dari Kepala BP Batam Bapak Amsakar Achmad dan Wakil Kepala BP Batam Ibu Li Claudia Chandra, lahan yang tidak dimanfaatkan selama dua tahun harus ditarik kembali," katanya dalam keterangan resmi di Batam, Selasa.
Menurut dia, lahan-lahan yang dialokasikan harus bisa produktif. Dengan demikian, ke depan akan sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen, sebagaimana instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau lahan tidur ini bisa diselesaikan lebih cepat, maka akan lebih bagus. Sehingga bisa diterbitkan alokasi lahan yang baru, dengan catatan harus segera dibangun atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan evaluasi dan proses lebih lanjut untuk lahan-lahan yang tidak produktif, sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
"Mari kita bersama-sama, untuk komitmen dan mendorong pembangunan Batam yang lebih maju dan sejahtera," katanya.
Baca juga: BP Batam pertegas aturan bagi investor yang baru bayar UWTO 10 persen
Baca juga: BP Batam siap dukung investasi kilang minyak terbesar Pulau Pemping
Baca juga: BP Batam pastikan Rempang Eco City masih jadi PSN
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025