Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan tiga orang meninggal dunia, dua orang luka-luka, dan empat lainnya hilang dalam pencarian akibat banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa ketiga korban meninggal merupakan satu keluarga yang terjebak banjir di sebuah pondok di tepi Sungai Malasawu.
"Setelah dievakuasi, para korban dibawa ke puskesmas terdekat dan diserahkan kepada keluarga," ujarnya.
Menurut Abdul, kondisi cuaca yang tidak menentu sedikit menghambat kerja tim gabungan dari personel BPBD Nagekeo, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan warga yang sejak Senin (8/9) masih melakukan upaya pencarian terhadap empat orang yang hilang.
Sebagaimana prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di Nagekeo hingga Kamis (11/9).
Pusdalops BNPB mengkonfirmasi selain korban jiwa, banjir bandang menyebabkan kerusakan material berupa satu rumah hanyut, dua kantor pemerintahan terdampak, tiga ruas jalan tertutup longsor, dua jembatan rusak, serta lahan sawah, perkebunan, dan ternak yang ikut terendam.
BNPB mengimbau masyarakat di Mauponggo untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti arahan pemerintah daerah demi meminimalisir risiko dari potensi bencana susulan.
"Selanjutnya mitigasi bencana mulai dari penguatan vegetasi hulu, pengelolaan aliran air, sistem peringatan dini hingga penataan ruang harus menjadi perhatian bersama," kata Abdul.
Baca juga: BPBD: 8 desa di Pesisir Barat Lampung terendam banjir hingga 3 meter
Baca juga: Hujan deras, banjir bandang terjang Pesisir Barat Lampung
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.