Nanjing (ANTARA) - Raksasa otomotif Jerman BMW akan mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (litbang) teknologi informasi (TI) pertamanya di China.
Menurut dokumen kesepakatan yang ditandatangani pada Jumat (18/7), langkah itu menandai perluasan kapabilitas digital yang signifikan dari perusahaan tersebut.
Pusat litbang baru ini, yakni BMW (Nanjing) Information Technology Co., Ltd., akan berlokasi di Distrik Jianye, Nanjing, Provinsi Jiangsu, China dan beroperasi sebagai entitas independen. Perusahaan ini akan fokus pada bidang-bidang mutakhir seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), kembaran digital (digital twins) industri, dan manufaktur pintar.
Setelah beroperasi, pusat Nanjing itu akan menjadi pusat litbang TI terbesar BMW di Asia. Pusat ini dirancang untuk memperkuat sistem produksi, penjualan, dan purnajual global produsen mobil ini melalui solusi digital yang berakar pada lanskap teknologi yang berkembang pesat di China.
"China tidak hanya memimpin dunia dalam hal penerapan teknologi digital, tetapi juga menunjukkan vitalitas yang luar biasa dalam membangun ekosistem yang berkembang untuk inovasi digital," kata Presiden sekaligus CEO BMW Brilliance Automotive Ltd. Franz Decker dalam acara penandatanganan kesepakatan tersebut dengan pemerintah Distrik Jianye, Nanjing.
"Dengan pendirian perusahaan baru ini, kami mempercepat kapabilitas inti digital lokal BMW. Dengan bergabung bersama ekosistem inovasi China, kami bertujuan untuk mendorong transformasi digital BMW Group baik di China maupun secara global," kata Decker.
BMW semakin gencar mengintegrasikan AI dalam operasinya di China. Pada 2024, instrumen AI milik produsen mobil "JoyCode" mencapai tingkat pembuatan kode berbantuan (assisted code generation) sebesar 30 persen, meningkatkan efisiensi pengiriman dengan margin yang sama. Hasil ini dinilai oleh perusahaan tersebut telah mencerminkan nilai global dari inovasi China.
Perusahaan Jerman tersebut juga memperdalam kolaborasinya dengan sejumlah perusahaan teknologi terkemuka di China. Perusahaan ini turut mengembangkan sistem bantuan pengemudi canggih yang disesuaikan dengan kondisi jalan raya di China dengan perusahaan rintisan otonom Momenta.
Kolaborasi ini bekerja sama membangun mesin AI khusus dengan Alibaba berdasarkan model bahasa besar Tongyi dan mengintegrasikan model dasar DeepSeek ke dalam fitur asisten pribadi yang didukung AI milik BMW.
Menurut BMW, upaya ini merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas untuk membangun ekosistem mobilitas pintar di masa depan di China, yang mencakup teknologi utama seperti sistem mengemudi pintar, kokpit pintar, dan AI interaktif.
Para pejabat lokal di Nanjing memuji proyek baru BMW ini sebagai "mesin yang kuat" untuk meningkatkan industri perangkat lunak di kota tersebut, yang telah mencapai total produksi lebih dari 860 miliar yuan (1 yuan = Rp2.270). Kota ini menargetkan pembangunan klaster industri perangkat lunak senilai satu triliun yuan dalam waktu dekat.
Pusat baru ini juga akan berfungsi sebagai pusat pengembangan tenaga berbakat. BMW mengatakan bahwa pihaknya akan merekrut dan melatih para profesional digital yang berwawasan global, dan bekerja sama dengan pemerintah daerah, universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan rintisan untuk mendorong kolaborasi terbuka dalam bidang AI, maha data (big data), dan kendaraan terhubung yang cerdas.
"Kami bergerak menuju generasi mobil baru dan generasi solusi baru," kata Decker. "China jelas berada di garis depan dalam banyak inovasi di bidang TI, dan Nanjing merupakan pintu gerbang kami menuju inovasi ini di China."
Nanjing memiliki hubungan ekonomi yang sudah terjalin lama dengan Jerman. Data dari departemen perdagangan setempat menunjukkan bahwa 304 proyek yang didanai Jerman, termasuk proyek-proyek dari Siemens dan Bosch, telah mengakar di kota ini, dengan total realisasi investasi asing mencapai 2,17 miliar dolar AS.
"Kami yakin perdagangan bebas merupakan dasar untuk menghasilkan pertumbuhan dan kemakmuran di seluruh dunia. Jadi, mengadakan kerja sama antara China dan Jerman merupakan dasar untuk mencapai pembangunan yang sukses bagi keduanya," kata Decker.
"Kerja sama adalah kunci untuk pengembangan di masa depan," imbuh Decker.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.