Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan menilai perusahaan teknologi Amerika Serikat Apple, yang tengah gencar berinvestasi di negara asalnya, tidak akan mempengaruhi realisasi investasi di Indonesia.
“Insyaallah tidak (terpengaruh),” ucap Nurul ketika ditemui di Kantor BKPM Jakarta, Rabu.
Nurul menjelaskan dalam jangka waktu investasi empat tahun ke depan, target dari pelaku bisnis adalah meningkatkan daya saing dari produk mereka.
Daya saing itu, lanjut dia, tak hanya soal kualitas produk, tetapi juga meliputi persaingan harga. Apabila Apple memproduksi komponennya murni di Amerika Serikat maka produk-produk yang dihasilkan hanya bisa dijual di pasar domestik Amerika Serikat.
Nurul menilai terdapat keterbatasan pasar apabila Apple memproduksi barangnya di Amerika Serikat, karena biaya produksi di AS sangat mahal apabila dibandingkan dengan produk-produk Apple yang dibuat di China dan Vietnam.
“Menurut saya, logikanya tidak mungkin Apple mengambil kebijakan seperti itu. Pasti dia akan menyuplai Apple dengan produk yang dibuat di China atau Vietnam,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia meyakini gencarnya Apple berinvestasi di AS tidak akan mempengaruhi rencana Apple berinvestasi di Indonesia.
Sebelumnya saat membahas tarif resiprokal, Presiden AS Donald Trump sempat mengkritik Apple karena tidak melakukan produksi manufaktur di dalam negeri dan bahkan mengancam perusahaan tersebut dengan tarif 25 persen jika tidak melakukan produksi gawai lebih banyak di dalam negeri.
Hal ini disampaikan Trump, setelah Apple memindahkan sebagian tempat produksinya di luar negeri yang tadinya berpusat di China kini telah disebar sebagian ke Vietnam dan India dalam beberapa waktu terakhir, namun dinilai tidak memboyong kemampuan itu ke AS.
Kemudian, Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat Apple dikabarkan menginvestasikan dana senilai 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1.627 triliun) sebagai taktik menghadapi tekanan kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait tarif resiprokal.
Langkah ini juga merupakan kelanjutan dari rencana awal Apple untuk berinvestasi senilai 500 miliar dolar AS di AS selama empat tahun ke depan, yang mencakup program manufaktur dan membawa lebih banyak rantai pasokan Apple ke negara asalnya.
Baca juga: BKPM pastikan pabrik AirTag Apple tetap dibangun meski ada tarif Trump
Baca juga: Menteri Rosan sebut investasi Apple di RI bakal meningkat
Baca juga: Pabrik Apple mulai dibangun, bakal pasok 65 persen kebutuhan AirTag
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.