Beri ruang kolaboratif, Mendikdasmen: Karya bahasa universal inklusi

1 month ago 18
...Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan bermutu untuk semua bagi setiap anak tanpa kecuali, memiliki hak yang sama untuk berkembang dan berkontribusi

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan karya merupakan bahasa universal yang inklusif sehingga pihaknya senantiasa berupaya untuk memberikan ruang bagi gelaran festival kolaboratif.

Mu'ti menerangkan salah satu gelaran festival kolaboratif itu ialah Festival Kolaboratif Harmoni Bintang yang menghadirkan pameran terbuka dan inklusif untuk menampilkan karya-karya terbaik dari siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Luar Biasa (SLB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).

“Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan bermutu untuk semua bagi setiap anak tanpa kecuali, memiliki hak yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Di sinilah pentingnya pendidikan yang inklusif dan adil,” kata Mendikdasmen Mu'ti di Jakarta pada Senin.

Selama tiga hari pelaksanaan, festival tersebut menampilkan karya-karya peserta didik dari SLB, SMK, LPK, PKBM berupa kriya, seni rupa, multimedia, pertunjukan musik dan tari, hingga peragaan busana hasil rancangan murid-murid.

Baca juga: Kemendikdasmen buka peluang latih guru bagi anak berkebutuhan khusus

Selain itu, ia menyebutkan penampilan siswa SLB, mural kolaboratif, serta flashmob yang melibatkan masyarakat umum juga menjadi bagian dari agenda yang dirancang untuk mengundang keterlibatan aktif publik.

Mu'ti menerangkan setiap karya menyimpan narasi tentang semangat dalam belajar, daya juang seperti para pejuang kemerdekaan, serta keunikan potensi yang hadir dari lingkungan pendidikan formal maupun nonformal.

Menurutnya, karya-karya tersebut bukan hanya simbol ekspresi, namun juga bukti bahwa pendidikan harus hadir sebagai ruang penyetaraan.

“Saya sangat terkesan dengan frasa dan pengungkapan dari anak-anak tuna rungu dari SLB Negeri Cicendo Bandung. Meskipun mereka tidak bisa mendengar, mereka ingin terus mempersembahkan penampilan musik angklung ke seluruh penjuru dunia,” katanya.

Baca juga: Kemendikdasmen: Stigma masih jadi tantangan pendidikan inklusif

Baca juga: Mendikdasmen: HUT RI momentum perkuat bangun pendidikan inklusif

Karena itu, ia pun mengajak semua pihak agar dapat mendukung setiap potensi dan talenta murid serta tidak menjadikan keterbatasan sebagai penghalang bagi anak-anak Indonesia meraih impian mereka, meraih Kemerdekaan mereka.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |