Bentrok dengan Kamboja, Thailand berlakukan darurat militer-jam malam

10 hours ago 2

Istanbul (ANTARA) - Thailand pada Minggu (14/12) memberlakukan darurat militer dan jam malam di sejumlah distrik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Kamboja.

Harian lokal Khaosod melaporkan seorang prajurit Angkatan Darat (AD) Thailand tewas saat bertugas di dekat perbatasan akibat serangan roket BM-21 pada hari yang sama.

Juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Thailand Surasant Kongsiri mengatakan jam malam diberlakukan di empat distrik di di Provinsi Trat dan pertempuran masih berlangsung di sepanjang perbatasan, menurut laporan Bangkok Post.

Status darurat militer memberikan kewenangan kepada aparat untuk menahan individu atau melakukan penggeledahan terhadap orang, kendaraan, atau bangunan yang dianggap menimbulkan ancaman keamanan.

Pasukan marinir Thailand berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Ban Sam Lang dan Ban Nong Ree di Cham Rak, Muang, setelah pertempuran sengit dengan pasukan Kamboja, Thai PBS melaporkan.

Kepada media itu, Panglima Tertinggi AD Thailand Jenderal Chaiyapruek Duangprapat mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah memastikan "Kamboja tidak akan menjadi ancaman militer bagi Thailand dalam waktu yang lama."

Di lain pihak, Kemhan Kamboja menyatakan militer Thailand melakukan serangan ke sejumlah desa menggunakan tembakan artileri, pengeboman dari jet tempur F-16, serta pergerakan pasukan infanteri, menurut laporan Khmer Times.

Sementara itu, upaya mendamaikan kedua negara bertetangga itu terus diupayakan oleh berbagai pihak.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan di platform X bahwa dia telah melakukan pembicaraan terpisah dengan PM Kamboja Hun Manet dan PM Thailand Anutin Charnvirakul, serta mendesak kedua pihak yang bertikai untuk menghentikan permusuhan.

"Saya telah meminta pengerahan Tim Pengamat ASEAN (AOT) yang dipimpin Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia untuk memantau perkembangan di lapangan," kata Anwar.

Dia menambahkan bahwa misi tersebut akan "dilengkapi" dengan kemampuan pemantauan satelit AS.

Namun, kata Anwar, PM Anutin membantah gencatan senjata akan dilakukan pada waktu yang ditetapkan karena perundingan gencatan senjata dengan Kamboja belum saatnya untuk dilakukan, menurut laporan Thai Enquirer.

Di sisi lain, PM Hun Manet mengatakan pada Sabtu di Facebook bahwa Kamboja "menyambut dan mendukung inisiatif" gencatan senjata oleh Anwar.

Bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja telah menyebabkan sekitar 700.000 orang mengungsi di kedua sisi perbatasan. Jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 34 orang sejak Senin, menurut pejabat dan media setempat.

Sebelas warga sipil tewas di Kamboja, sedangkan 16 tentara dan tujuh warga sipil kehilangan nyawa di Thailand. Lebih dari 290 tentara dan petugas polisi juga terluka.

Kedua negara menandatangani perjanjian damai pada Oktober di Kuala Lumpur, Malaysia, tetapi perjanjian itu ditangguhkan setelah beberapa tentara Thailand terluka parah akibat ledakan ranjau darat di provinsi perbatasan.

Selain itu, sekitar 18 tentara Kamboja masih berada dalam tahanan Thailand terkait insiden dalam lima bulan terakhir.

Thailand dan Kamboja memiliki sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama dan memicu bentrokan berulang, termasuk pada Juli lalu, ketika sedikitnya 48 orang dilaporkan tewas.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Menlu Thailand kecewa pernyataan Trump terkait konflik dengan Kamboja
Baca juga: Trump klaim gencatan senjata, PM Thailand akan lanjutkan aksi militer

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |