Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menargetkan penanaman 20.000 bibit mangrove sebagai upaya merehabilitasi ekosistem yang saat ini mengalami tren penurunan luas cakupan.
"Kita harus memastikan program penanaman ini berhasil tumbuh dengan baik. Semoga ini menjadi karya yang besar manfaatnya untuk pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan di masa yang akan datang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu Safnizar di Bengkulu, Rabu.
Upaya rehabilitasi mangrove itu tidak hanya fokus pada penanaman saja, namun yang paling penting memastikan setiap bibit yang ditanam bisa tumbuh dengan baik, kata Safnizar.
Hal tersebut karena program penanaman biasanya cukup mudah digelar tetapi sulit untuk memelihara apalagi sampai tumbuh besar dan menjadi hutan mangrove yang kuat dan akarnya bisa menahan ancaman abrasi.
Baca juga: Polresta Bengkulu tanam 6.000 batang pohon mangrove
Berdasarkan data Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK tahun 2021, luas mangrove di Bengkulu tercatat lebih kurang 2.814 hektare.
Sedangkan dari Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 594 Tahun 2025, tentang Peta Mangrove Nasional 2024, Provinsi Bengkulu memiliki total luas mangrove yang tersisa hanya sekitar 2.621 hektare.
Sebaran mangrove di Provinsi Bengkulu tidak seluruhnya berada dalam kawasan hutan. Sebagian yang berada di dalam kawasan hutan secara hukum relatif telah mendapat perlindungan dan pengelolaan khusus, namun sebagian lainnya berada di luar kawasan hutan dan berstatus areal pemanfaatan lain (APL).
Ekosistem mangrove di APL memiliki perlindungan hukum yang relatif lemah. Kawasan tersebut sangat rentan terhadap alih fungsi lahan, baik menjadi pemukiman, tambak, maupun perkebunan, terutama kelapa sawit.
Baca juga: Pertamina tanam 2.025 mangrove di Bengkulu untuk jaga lingkungan
"Di sinilah tantangan terbesar kita, mangrove yang berada di luar kawasan hutan, meskipun memiliki fungsi ekologis yang sangat vital, tetap menghadapi ancaman alih fungsi. Jika tidak ada perhatian dan langkah bersama untuk melindungi dan memulihkannya, keberlanjutan wilayah pesisir Bengkulu akan terancam serius," kata Safnizar.
Menyadari kondisi tersebut, KKI Warsi bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu menggelar kegiatan kolaborasi multi pihak untuk aksi rehabilitasi ekosistem mangrove ditandai dengan penanaman bibit mangrove sebanyak 250 batang, di Kelurahan Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.
Koordinator Program KKI Warsi M. Roddini mengatakan penanaman tersebut masuk dalam upaya pemulihan ekosistem yang diwujudkan melalui Program RBP REDD+ GCF Output 2 KP II.
Program itu menargetkan penanaman 20.000 bibit mangrove yang akan disebar di empat lokasi, yaitu Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Mukomuko, dalam rentang waktu dua tahun ke depan.
Baca juga: Gubernur Bengkulu: Mangrove sangat penting bagi generasi masa depan
Baca juga: Bengkulu pecahkan rekor MURI minum 1.000 gelas teh mangrove
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.